
Pantau - Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia tidak memihak dalam konflik perang dagang yang tengah memanas antara Amerika Serikat dan China.
“Tidak, tidak. Kami menghormati semua negara. Kami menganggap China sebagai teman baik kami. Kami juga menganggap AS sebagai teman baik. Kami ingin menjadi jembatan,” ujar Prabowo saat konferensi pers di Antalya, Turki, yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Sabtu, 12 April 2025.
Pernyataan ini disampaikan di tengah ketegangan global akibat kebijakan tarif impor baru yang saling diberlakukan oleh dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.
Perang Tarif Ancam Stabilitas Global, RI Dorong Diplomasi Damai
Konflik dagang antara AS dan China kembali memanas setelah Presiden Donald Trump menaikkan tarif impor barang dari China menjadi 145 persen.
Sebagai respons, pemerintah China menaikkan tarif impor produk dari AS menjadi 125 persen, naik signifikan dari sebelumnya 84 persen.
Kementerian Keuangan China mengecam kebijakan tarif AS tersebut sebagai tidak masuk akal secara ekonomi dan menyebutnya “akan menjadi lelucon dalam sejarah ekonomi dunia”.
Kebijakan tarif saling balas ini mulai diberlakukan pada hari yang sama dengan konferensi pers Prabowo, yakni Sabtu, 12 April 2025, dan telah menimbulkan kekhawatiran baru terhadap ketahanan rantai pasok global.
Di tengah situasi tersebut, Prabowo menyatakan harapannya agar kedua negara segera mencapai kesepakatan damai demi stabilitas dan kepentingan bersama.
Sikap Indonesia yang konsisten menjunjung hubungan seimbang dan netral di antara dua kekuatan besar ini menegaskan komitmen diplomasi aktif dan peran strategis dalam menjaga keseimbangan global.
- Penulis :
- Pantau Community