
Pantau - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa tatanan global masa depan harus dibangun atas dasar kemitraan yang adil, saling memberdayakan, dan bebas dari pendekatan yang mendikte atau menciptakan ketergantungan antarnegara.
Pernyataan ini disampaikan Gibran dalam wawancara cegat usai menyampaikan pidato pada sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg Expo Center, Afrika Selatan, Minggu, 23 November 2025.
“Setiap negara berhak untuk menentukan arah pembangunannya. Yang namanya kerja sama, partnership, harus menyejahterakan, harus memberdayakan,” ujarnya.
Indonesia Tegaskan Posisi Global South
Gibran hadir mewakili Presiden RI Prabowo Subianto dalam pertemuan yang disebut sebagai forum bersejarah karena pertama kalinya diselenggarakan di benua Afrika dan menjadi penutup estafet kepemimpinan negara-negara Global South.
Dalam berbagai sesi KTT G20 dan CEO Business Forum, Indonesia secara konsisten menyuarakan kepentingan negara-negara Global South, termasuk keadilan dalam sistem ekonomi global.
“Mempertegas posisi Global South di tatanan global, mempertegas apa yang sudah didorong dan diinisiasi Indonesia dari empat tahun yang lalu, bahwa keadilan ekonomi global ini yang secara konsisten Indonesia sampaikan terus,” ungkap Gibran.
Ia menolak keras model kemitraan internasional yang mendikte, mengatur sepihak, dan membangun ketergantungan baru.
“Tidak boleh mendikte dan tidak boleh membuat ketergantungan,” tegasnya.
Angkat Isu Pembiayaan, Pangan, dan Kemanusiaan
Dalam pidatonya, Gibran menekankan pentingnya pembiayaan global yang adil, mudah diakses, serta perlunya penghapusan utang dan inovasi dalam mekanisme pembiayaan pembangunan.
Ia juga menyoroti keberhasilan Indonesia dalam sistem pembayaran digital berbiaya rendah seperti QRIS, yang dapat menjadi contoh global.
Gibran mendorong dimulainya dialog G20 terkait ekonomi kecerdasan berbasis artificial intelligence serta mendorong solusi nyata terhadap kerentanan pangan global.
Ia mengangkat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai contoh inisiatif yang tidak hanya menekan kerawanan pangan, tetapi juga memperkuat petani dan pelaku usaha lokal.
Di bidang kemanusiaan, Gibran menyerukan agar kemanusiaan menjadi pusat dari tata kelola global, dengan menyinggung situasi krisis di Gaza, Ukraina, Sudan, dan kawasan Sahel.
Pertemuan Bilateral dan Komitmen Global
Di sela KTT G20, Gibran juga mengikuti pertemuan MIKTA dan sejumlah pertemuan bilateral dengan pemimpin negara serta organisasi internasional, termasuk Ethiopia, Vietnam, Angola, Finlandia, WTO, dan UNCTAD.
Langkah tersebut menunjukkan keterlibatan aktif Indonesia dalam mendorong dialog multilateral yang lebih setara dan berkeadilan di tingkat global.
- Penulis :
- Gerry Eka








