
Pantau - Pemerintah China menuduh Amerika Serikat sengaja mengganggu implementasi konsensus Jenewa yang telah disepakati untuk meredakan perang dagang antara kedua negara.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menyatakan bahwa AS secara keliru menuduh China melanggar konsensus, padahal Washington justru mengeluarkan berbagai kebijakan ekstrem yang merugikan China secara langsung.
Langkah-langkah AS yang dikritik Beijing mencakup pengeluaran panduan baru kontrol ekspor untuk chip Artificial Intelligence (AI), penghentian penjualan perangkat lunak Electronic Design Automation (EDA), serta pencabutan visa bagi pelajar asal China.
Lin Jian menegaskan bahwa konsensus Jenewa dibangun atas dasar saling menghormati dan prinsip konsultasi yang setara.
Ia menolak pendekatan tekanan dan paksaan terhadap China, serta menyerukan agar AS berhenti menyebarkan disinformasi dan kembali pada semangat kesepakatan yang telah disetujui.
Tarik Ulur Kepentingan Pasca Tarif: Perang Retorika dan Kepentingan Strategis
China mengklaim telah melaksanakan konsensus Jenewa secara bertanggung jawab dan mendesak AS untuk memperbaiki kesalahan dan menegakkan kembali kesepakatan tersebut.
Saat ditanya soal kemungkinan percakapan antara Presiden AS dan Presiden China, Lin Jian menolak berkomentar.
Sebelumnya, Presiden Donald J. Trump melalui akun Truth Social-nya menyatakan bahwa China hampir mengalami kehancuran ekonomi sebelum kesepakatan Jenewa tercapai.
Trump mengklaim bahwa tarif tinggi yang diberlakukan AS membuat China kesulitan berdagang dan memicu penutupan pabrik serta kerusuhan sipil, sebelum akhirnya “KESPAKATAN CEPAT” menyelamatkan situasi.
Namun, Trump juga menuduh China telah “sepenuhnya melanggar perjanjian” yang telah disepakati dua pekan sebelumnya di Jenewa pada 11 Mei 2025.
Berdasarkan kesepakatan itu, AS memangkas tarif timbal balik atas barang-barang China menjadi 10 persen, dari sebelumnya total 245 persen, dengan masa penangguhan tarif tinggi selama 90 hari.
Sebagai balasan, China menurunkan tarif atas produk-produk AS dari 125 persen menjadi 10 persen dan menangguhkan langkah nontarif terhadap AS untuk periode yang sama.
Namun, tarif untuk barang-barang tertentu seperti baja dan mobil tetap diberlakukan oleh pemerintah China.
- Penulis :
- Balian Godfrey