
Pantau - Meta mengumumkan rencana investasi sebesar 600 miliar dolar AS atau setara Rp10 kuadriliun di Amerika Serikat hingga tahun 2028, yang mayoritas dialokasikan untuk pembangunan pusat data kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Fokus pada AI dan Superintelligence
Perusahaan menyatakan investasi besar ini bertujuan mendukung pengembangan produk AI generasi berikutnya dan mewujudkan personal superintelligence untuk seluruh pengguna.
Pusat data dinilai sebagai komponen vital untuk menunjang ambisi tersebut serta menjaga keunggulan teknologi Amerika di tengah persaingan global.
Istilah superintelligence merujuk pada kemungkinan hadirnya AI yang melampaui kemampuan kognitif manusia, menjadi visi jangka panjang Meta dalam lanskap teknologi dunia.
Kacamata pintar berbasis AI juga diklaim sebagai elemen penting dalam visi masa depan perusahaan.
"Individu yang tidak menggunakan kacamata pintar berbasis AI di masa depan berisiko mengalami kerugian kognitif yang signifikan," ungkap CEO Meta Mark Zuckerberg.
Sorotan Publik dan Dampak Ekonomi
Nilai investasi ini sebelumnya disinggung oleh Zuckerberg dalam jamuan makan malam di Gedung Putih bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pimpinan perusahaan teknologi lainnya.
Pernyataan Zuckerberg mengenai ketidaksiapan terhadap nominal yang diminta Trump terekam mikrofon yang masih menyala dan menjadi sorotan publik.
Meta mencatat bahwa sejak 2010, pembangunan dan operasional pusat data perusahaan telah menciptakan lebih dari 30.000 pekerjaan konstruksi dan 5.000 pekerjaan operasional di AS.
Selain itu, Meta telah menggelontorkan lebih dari 20 miliar dolar AS kepada para subkontraktor di seluruh Amerika Serikat.
- Penulis :
- Gerry Eka








