Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi & Sains

China Bangun Lini Produksi Baterai Solid-State 60Ah+ Pertama, Mobil Listrik Bisa Tempuh 1.000 Km

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

China Bangun Lini Produksi Baterai Solid-State 60Ah+ Pertama, Mobil Listrik Bisa Tempuh 1.000 Km
Foto: (Sumber: ilustrasi - Pabrik baterai dari CATL. ANTARA/HO-CATL/aa.)

Pantau - China melalui perusahaan otomotif GAC Group telah menyelesaikan pembangunan lini produksi pertama untuk baterai all-solid-state kelas 60Ah+ yang dirancang untuk kendaraan listrik, sebuah lompatan teknologi yang diklaim dapat menggandakan jarak tempuh kendaraan hingga lebih dari 1.000 kilometer.

Produksi Terbatas Dimulai, Target Massal Mulai 2027

Informasi ini dilaporkan oleh Carnewschina pada Minggu, 23 November 2025.

Fasilitas milik GAC Group ini kini sedang memasuki tahap uji coba produksi dalam jumlah kecil untuk sel baterai berkapasitas lebih dari 60Ah per sel, khusus untuk kendaraan listrik.

Istilah “60 Ah+” mengacu pada kapasitas satu sel baterai yang mampu memasok arus 60 ampere selama satu jam sebelum energinya habis.

Semakin besar kapasitasnya, semakin besar energi yang tersimpan dan semakin jauh jarak tempuh kendaraan.

Dengan teknologi ini, mobil listrik yang sebelumnya hanya mampu menempuh sekitar 500 km per pengisian daya, diperkirakan bisa menembus jarak lebih dari 1.000 km.

Produksi massal dijadwalkan berlangsung secara bertahap antara tahun 2027 hingga 2030.

Keunggulan Solid-State: Aman, Padat Energi, dan Tahan Panas

Baterai all-solid-state berbeda dengan baterai lithium-ion konvensional karena menggunakan elektrolit padat, bukan cair.

Keunggulan teknologi ini mencakup stabilitas termal yang lebih baik, keamanan yang lebih tinggi, serta kepadatan energi yang lebih besar.

Qi Hongzhong, Direktur Riset GAC, menyebut kepadatan energi sel solid-state ini hampir dua kali lipat dari baterai konvensional.

"Mobil yang saat ini menempuh 500 km per pengisian daya diperkirakan akan dapat menempuh lebih dari 1.000 km dengan sel solid-state ini," ujarnya.

Kepadatan kapasitas dalam proses GAC mencapai 7,7 mAh/cm², jauh di atas proses baterai lithium-ion cair yang rata-rata di bawah 5 mAh/cm².

Dari sisi teknik produksi, GAC menggunakan metode anoda kering yang menggabungkan tiga tahap — pencampuran slurry, pelapisan, dan rolling — dalam satu proses terintegrasi.

Teknik ini tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi tetapi juga mengurangi konsumsi energi.

Baterai solid-state juga unggul dalam ketahanan suhu tinggi, mampu bertahan pada 300–400 °C dibandingkan hanya sekitar 200 °C pada baterai konvensional.

Uji integrasi terbatas ke kendaraan akan dilakukan pada tahun 2026, sebelum masuk ke fase produksi massal.

Tantangan Komersialisasi Masih Membayangi

Meski pencapaian ini menandai tonggak teknis penting, GAC dan industri secara umum masih menghadapi sejumlah tantangan dalam komersialisasi teknologi baterai solid-state.

Beberapa di antaranya termasuk kebutuhan investasi besar, kestabilan pasokan material elektrolit padat, serta validasi performa dan keamanan jangka panjang.

Secara global, teknologi all-solid-state masih berada pada tahap awal adopsi, meskipun telah banyak perusahaan otomotif dan produsen baterai yang berlomba mengembangkannya.

Dengan capaian ini, GAC menjadi salah satu pionir di China yang memiliki kemampuan industri untuk memproduksi sel solid-state berformat besar.

Kecepatan peningkatan kapasitas produksi dan efisiensi biaya akan menjadi faktor kunci dalam menentukan seberapa besar dampak teknologi ini terhadap pasar kendaraan listrik dunia.

Penulis :
Gerry Eka