Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi & Sains

OpenAI Buka Lowongan Eksekutif untuk Hadapi Risiko AI, Fokus pada Keamanan dan Kesehatan Mental

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

OpenAI Buka Lowongan Eksekutif untuk Hadapi Risiko AI, Fokus pada Keamanan dan Kesehatan Mental
Foto: (Sumber: Ilustrasi - OpenAI terbitkan GPT-5. ANTARA/Xinhua/am.)

Pantau - OpenAI resmi membuka lowongan untuk posisi eksekutif baru bernama Head of Preparedness, yang bertugas mengkaji dan mengantisipasi berbagai risiko besar dari pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Posisi ini dirancang untuk memimpin kerangka kesiapsiagaan OpenAI terhadap ancaman yang muncul dari penggunaan AI, seperti keamanan siber, dampak terhadap kesehatan mental, serta potensi celah keamanan dalam sistem digital.

CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan bahwa perkembangan AI saat ini mulai menimbulkan tantangan nyata.

"Perkembangan model AI saat ini mulai menghadirkan tantangan nyata, termasuk potensi pengaruh terhadap kondisi psikologis manusia serta kemampuannya dalam menemukan celah keamanan kritis dalam sistem digital," tulis Altman dalam unggahan di platform X.

Posisi Strategis dengan Gaji Tinggi dan Akses Saham

OpenAI menilai posisi Head of Preparedness sangat vital untuk memastikan pengembangan AI tetap berjalan dalam koridor aman, tidak hanya bagi pengguna, tetapi juga bagi stabilitas sistem global.

Sebagai bentuk keseriusan, posisi ini ditawarkan dengan kompensasi sebesar 555.000 dolar AS per tahun, ditambah kepemilikan saham perusahaan.

Tim kesiapsiagaan pertama kali dibentuk oleh OpenAI pada tahun 2023, dengan fokus awal pada risiko-risiko besar seperti penipuan daring dan potensi penyalahgunaan AI untuk senjata nuklir.

Namun, seiring berjalannya waktu, terjadi perombakan dalam struktur tim tersebut.

Aleksander Madry, yang sebelumnya memimpin tim, telah dipindahkan ke divisi penalaran AI, sementara sejumlah pejabat lainnya pindah ke posisi berbeda atau meninggalkan perusahaan.

Pengawasan Ketat dan Tuntutan Terhadap ChatGPT

Langkah ini juga datang di tengah pengawasan ketat terhadap chatbot AI generatif seperti ChatGPT, yang dituding memberikan dampak buruk terhadap kesehatan mental pengguna.

OpenAI bahkan sempat digugat atas tuduhan bahwa ChatGPT menyebabkan delusi, meningkatkan isolasi sosial, hingga mendorong sebagian pengguna ke arah bunuh diri.

Sebagai respons, OpenAI menyatakan akan terus meningkatkan kemampuan ChatGPT agar dapat mengenali tanda-tanda tekanan emosional dan mengarahkan pengguna ke dukungan nyata di dunia offline.

OpenAI juga memperbarui kebijakan kesiapsiagaannya dan menyebut bahwa standar keselamatan akan disesuaikan jika ada pesaing yang meluncurkan model AI berisiko tinggi tanpa perlindungan yang setara.

"OpenAI menyebut posisi tersebut berperan penting dalam memastikan bahwa pengembangan teknologi AI tetap berada dalam batas aman, baik bagi pengguna maupun bagi stabilitas sistem global," demikian pernyataan perusahaan.

Penulis :
Gerry Eka