Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi

Sejarah Ponsel Lipat: Dari Desain Klasik hingga Inovasi Modern

Oleh Wira Kusuma
SHARE   :

Sejarah Ponsel Lipat: Dari Desain Klasik hingga Inovasi Modern
Foto: Ilustrasi.Pexels

Pantau-Ponsel lipat (foldable phone) kembali menjadi tren dalam dunia teknologi. Desainnya yang fleksibel dan futuristik membuat perangkat ini menarik perhatian banyak pengguna. Namun, ponsel lipat modern berbeda dengan ponsel GSM lipat atau communicator klasik seperti yang dipopulerkan Nokia. Artikel ini akan membahas sejarah perkembangan ponsel lipat, perbedaan dengan ponsel GSM lipat, serta kelebihan dan kekurangannya.

Sejarah Ponsel Lipat

Ponsel lipat memiliki sejarah panjang yang dimulai dari desain sederhana hingga menjadi perangkat yang kompleks dengan layar fleksibel.

1. Awal Mula Ponsel Lipat: 1990-an

Ponsel lipat pertama kali muncul pada awal 1990-an. Salah satu model yang paling dikenal adalah Motorola StarTAC yang dirilis pada tahun 1996. StarTAC menjadi salah satu ponsel pertama dengan desain clamshell atau lipat, yang menginspirasi banyak produsen ponsel lainnya.

Desain lipat pada masa ini memiliki tujuan praktis:

  • Mengecilkan ukuran ponsel agar lebih mudah dibawa.
  • Melindungi keypad dari kerusakan fisik saat tidak digunakan.

 

2. Era Nokia Communicator: Ponsel GSM Lipat

Pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an, Nokia merilis seri Nokia Communicator (seperti Nokia 9000 Communicator). Meskipun sering dianggap sebagai ponsel lipat, perangkat ini lebih tepat disebut sebagai ponsel GSM lipat atau smartphone hybrid. Desainnya lebih mirip mini laptop dengan dua bagian:

  • Layar eksternal kecil di bagian luar.
  • Layar besar dan keyboard fisik di bagian dalam, yang muncul ketika perangkat dibuka.

Ponsel ini ditujukan untuk profesional yang membutuhkan fitur bisnis seperti email, pengolah dokumen, dan akses internet, sesuatu yang jarang ada di ponsel biasa saat itu.

3. Revolusi Layar Lipat: Era Modern

Ponsel lipat modern hadir dengan layar fleksibel berbasis teknologi OLED yang memungkinkan layar dilipat tanpa rusak. Salah satu pelopornya adalah Samsung Galaxy Fold yang dirilis pada 2019. Setelah itu, produsen lain seperti Huawei, Xiaomi, dan Oppo juga merilis ponsel serupa.

Teknologi layar fleksibel ini menawarkan pengalaman unik:

  • Desain layar besar yang dapat dilipat menjadi lebih kecil.
  • Dua mode penggunaan: layar besar saat terbuka dan layar kecil saat dilipat.

Perbedaan Ponsel Lipat Modern dan Ponsel GSM Lipat (Communicator Nokia)

AspekPonsel GSM Lipat (Communicator)Ponsel Lipat Modern
DesainClamshell dengan dua layar dan keyboard fisik.Layar fleksibel tanpa keyboard fisik.
Fungsi UtamaKomunikasi bisnis (email, dokumen, internet).Hiburan, multitasking, dan produktivitas.
Teknologi LayarLayar LCD statis (tidak fleksibel).Layar OLED fleksibel yang dapat dilipat.
UkuranLebih besar, mirip mini laptop.Lebih ramping dan stylish.
Pengalaman PenggunaFokus pada profesional dan bisnis.Cocok untuk semua kalangan pengguna.

Baca juga: Mengenal Ponsel Lipat 3 Huawei Mate XT Ultimate

Kelebihan Ponsel Lipat Modern

Desain Futuristik dan Fleksibel
Ponsel lipat modern menawarkan desain yang unik dan inovatif dengan kemampuan beralih dari mode ponsel ke tablet.

Layar Lebih Besar
Pengguna dapat menikmati layar yang lebih luas untuk menonton video, bermain game, atau multitasking.

Penghematan Ruang
Meski memiliki layar besar, ponsel lipat tetap dapat dilipat menjadi ukuran kecil yang lebih mudah dibawa.

Kemampuan Multitasking
Layar besar memungkinkan pengguna menjalankan beberapa aplikasi sekaligus dalam satu layar.

Kekurangan Ponsel Lipat Modern

Harga yang Mahal
Teknologi layar fleksibel masih tergolong baru, sehingga harga ponsel lipat cenderung jauh lebih tinggi dibandingkan ponsel biasa.

Kerapuhan Layar
Meskipun dirancang untuk fleksibilitas, layar lipat lebih rentan terhadap goresan dan kerusakan dibandingkan layar ponsel konvensional.

Berat dan Tebal
Meskipun sudah lebih tipis dibanding generasi awal, ponsel lipat modern masih lebih berat dibandingkan ponsel biasa.

Daya Tahan Baterai
Penggunaan layar besar membutuhkan daya yang lebih besar, sehingga baterai cenderung lebih cepat habis.

Penulis :
Wira Kusuma