
Pantau - Startup kecerdasan buatan (AI) milik Elon Musk, xAI, kembali mencatatkan langkah besar di industri teknologi. Dalam pendanaan seri C terbarunya, perusahaan berhasil mengumpulkan dana sebesar USD 6 miliar, yang langsung melambungkan valuasinya ke angka USD 40 miliar.
Langkah ini memperkuat posisi xAI sebagai salah satu pemain utama dalam industri AI global, mengingat valuasinya hanya USD 24 miliar pada awal 2024. Pendanaan tersebut menarik perhatian luas, terutama karena melibatkan nama-nama besar seperti Nvidia, AMD, BlackRock, Fidelity, Andreessen Horowitz, dan Sequoia Capital di antara total 97 investor.
Kolaborasi Strategis dengan Raksasa Teknologi
Keterlibatan Nvidia dan AMD dalam pendanaan ini bukan hanya soal suntikan modal, tetapi juga menandakan kolaborasi strategis di sektor hardware AI. Nvidia, yang dikenal sebagai pemimpin dalam teknologi GPU, telah menyediakan 100 ribu GPU Nvidia H100 untuk superkomputer xAI bernama Colossus.
Baca Juga:
Elon Musk Desak Hapus Lembaga Pelindung Konsumen AS
AMD, di sisi lain, kemungkinan besar akan memperluas dukungan hardware-nya untuk kebutuhan masa depan xAI. Keterlibatan raksasa semacam ini menunjukkan bahwa xAI tidak hanya bersaing di ranah software, tetapi juga membangun fondasi kuat di sisi infrastruktur.
Teknologi Revolusioner: Colossus dan Grok
Superkomputer Colossus menjadi inti dari inovasi xAI. Dengan 100 ribu GPU Nvidia H100, Colossus digadang-gadang sebagai superkomputer terbesar di dunia. Musk bahkan berencana menggandakan kapasitasnya menjadi 200 ribu GPU Nvidia Hopper, menjadikannya tulang punggung pengembangan model AI besar (LLM) seperti Grok.
Grok 2, yang baru saja dirilis, adalah language model terbaru dari xAI. Dengan kemampuan penalaran kelas atas, Grok menjadi otak di balik chatbot premium di platform X (sebelumnya Twitter) dan image generator Flux. Teknologi ini tidak hanya mengandalkan kecerdasan buatan, tetapi juga menyasar pengalaman pengguna yang lebih intuitif dan canggih.
Visi Masa Depan dan Kompetisi
Elon Musk tidak asing dengan dunia AI. Sebagai salah satu pendiri OpenAI pada 2015, ia telah lama menyadari potensi besar teknologi ini. Meski meninggalkan OpenAI pada 2018, Musk kini kembali dengan ambisi besar melalui xAI.
Ke depan, xAI berencana untuk menggalang dana lebih besar pada 2025 untuk memperluas jangkauan teknologi dan layanannya. Musk mengincar posisi kompetitif melawan raksasa seperti Google dan OpenAI, dengan memanfaatkan teknologi mutakhir serta kolaborasi dengan mitra-mitra strategisnya.
Penutup
Dengan suntikan dana segar dan teknologi revolusioner yang terus dikembangkan, xAI tampaknya berada di jalur yang tepat untuk menjadi kekuatan besar dalam dunia kecerdasan buatan. Langkah-langkah strategis seperti kolaborasi dengan Nvidia dan AMD, serta inovasi seperti Colossus dan Grok, menunjukkan bahwa Elon Musk kembali bermain besar di ranah teknologi global.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah