HOME  ⁄  Teknologi & Sains

China Genjot Pengembangan AI dan Teknologi Kuantum untuk Dominasi Inovasi Global

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

China Genjot Pengembangan AI dan Teknologi Kuantum untuk Dominasi Inovasi Global
Foto: Bendera China (getty images)

Pantau - China terus memperkuat ambisinya dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI), teknologi kuantum, dan berbagai inovasi di bidang sains dan teknologi. Pemerintah China menegaskan komitmennya untuk meningkatkan investasi dan dukungan bagi pengembangan teknologi masa depan guna mempercepat kemandirian teknologi nasional.

Rencana tersebut tertuang dalam dokumen resmi pemerintah yang disiapkan untuk pertemuan tahunan National People's Congress (NPC). Dalam laporan tersebut, China menargetkan penguatan industri biomanufaktur, teknologi kuantum, AI, serta pengembangan teknologi komunikasi generasi keenam (6G).

Strategi China dalam Mendorong Inovasi Teknologi

Sebagai bagian dari upaya mempercepat kemajuan teknologi, pemerintah China akan mengeksplorasi model baru untuk laboratorium nasional dan memberikan tanggung jawab lebih besar kepada para ilmuwan serta insinyur muda. Selain itu, mereka akan mempercepat penerapan AI skala besar, terminal cerdas generasi terbaru, serta manufaktur berbasis kecerdasan buatan.

Melansir dari ETCIO, ini merupakan pertama kalinya AI disebutkan dalam laporan kerja pemerintah China. Hal ini menunjukkan meningkatnya fokus Negeri Tirai Bambu dalam mengembangkan kecerdasan buatan sebagai pilar utama pertumbuhan teknologi di masa depan.

Baca Juga:
China Sambut RI, BRICS Makin Kuat di Global South
 

"China akan menciptakan lingkungan inovasi yang mendukung eksplorasi teknologi dan mentoleransi kegagalan," demikian pernyataan dalam laporan tersebut. Selain itu, pemerintah juga akan memperkuat sistem data dasar dan memfasilitasi arus data lintas batas.

DeepSeek: Tantangan Baru bagi OpenAI dan Google

Salah satu perusahaan rintisan AI China yang tengah menjadi sorotan global adalah DeepSeek. Startup ini mengembangkan model bahasa besar (LLM) yang bersaing dengan teknologi serupa milik OpenAI (ChatGPT), Meta (LLaMA), dan Google (Gemini).

Pada 20 Januari 2025, DeepSeek meluncurkan model terbaru mereka, R1, dengan harga yang sangat kompetitif. DeepSeek bahkan mengklaim bahwa sistem ini dapat mengungguli model-model AI terkemuka lainnya dalam berbagai parameter. Hal ini menarik perhatian investor dan pakar AI yang melihat DeepSeek sebagai pesaing potensial bagi dominasi perusahaan teknologi AS.

Dengan investasi besar dan dukungan penuh dari pemerintah, China semakin serius dalam upayanya untuk memimpin era baru teknologi berbasis AI dan komputasi kuantum. Langkah ini sekaligus memperkuat posisi China dalam persaingan global di bidang inovasi teknologi.

Penulis :
Ahmad Ryansyah