
Pantau - Masa depan tren media sosial adalah menggabungkan data kinerja dan preferensi konsumen. Data tersebut menunjukkan perilaku audiens dan suatu merek.
Baca: 6 Negara yang Menerapkan Batasan Usia Pengguna Media Sosial
Oleh karena itu The Sprout Social Index mensurvei ribuan konsumen, praktisi sosial dan pemimpin pemasaran di seluruh AS, Inggris, Kanada dan Australia untuk menafsirkan data dan berbagi saran para pemasar sosial. Hasilnya didapatkan beberapa tren media sosial teratas yang mendorong masa depan industri. Apa saja?
1. Video masih menjadi raja
TikTok, Instagram Reels, YouTube Shorts, dan format video baru lainnya di LinkedIn dan Threads telah menciptakan kesetaraan fitur, menjadikan konten video sebagai prioritas di seluruh jaringan. Dan meskipun masa depan TikTok di AS tidak pasti, TikTok akan tetap menjadi andalan di pasar internasional.
Video berdurasi pendek adalah salah satu cara terbaik untuk terhubung dengan audiens dan menjangkau pengikut baru. Namun, video berdurasi panjang kembali populer. TikTok, Instagram, LinkedIn, dan YouTube semuanya telah menawarkan durasi yang lebih panjang selama beberapa tahun terakhir. Misalnya, mulai Oktober 2024, YouTube Shorts kini dapat berdurasi hingga tiga menit. Indeks 2025 menemukan bahwa YouTube adalah salah satu dari tiga platform teratas tempat orang memiliki profil media sosial.
Baca: Begini Cara Bikin Youtube Shorts Viral dan Banyak Ditonton!
2. Ekonomi kreator tumbuh
Kreator dan influencer merupakan bagian penting dari ekosistem media sosial dan pemasaran. Ekonomi kreator akan terus berkembang karena ada beragam kreator dan influencer yang dapat menangani berbagai ceruk dan industri. Merek tidak hanya mencari orang dengan pengikut yang banyak karena ada nilai dalam bekerja dengan kreator dan influencer yang lebih kecil. Misalnya, kreator konten yang dibuat pengguna yang tidak membutuhkan banyak pengikut atau merek pribadi yang dikenal akan tetap menjadi kontributor penting bagi merek yang mencari konten yang terlihat dan terasa organik.
3. AI menjadi solusi kelelahan kreatif
Departemen pemasaran di semua industri dan sektor telah berinvestasi dalam penggunaan AI untuk membantu mereka menjadi lebih efisien. Di tahun mendatang, pengaruh AI akan terus tumbuh. Setengah dari pemimpin pemasaran mengatakan mereka akan menghabiskan tahun 2025 untuk memaksimalkan alat AI yang telah mereka beli dan 48% ingin berinvestasi lebih banyak lagi.
Praktisi sosial menggunakan perangkat AI untuk mengotomatiskan tugas dan pelaporan yang tepat waktu, menyederhanakan alur kerja, dan yang terpenting, bertukar pikiran tentang ide-ide baru. Pemasar sosial harus mempertahankan aliran konten yang stabil. Namun, ketika terus-menerus memproduksi untuk banyak audiens dan jaringan, kelelahan kreatif menjadi risiko.
4. Pencarian sosial menjadi prioritas utama
Jaringan seperti YouTube dan TikTok telah menegaskan diri mereka sebagai mesin pencari utama, menekankan pentingnya mengoptimalkan pencarian media sosial. Konsumen berbondong-bondong ke bilah pencarian untuk menemukan jawaban, tetapi mereka juga menggunakan fitur seperti Instagram dan fitur peta pencarian TikTok. Dan seiring dengan semakin banyak jaringan memperkenalkan fitur pencarian berbasis AI, penemuan terus berkembang.
Mirip dengan Google AI Overview, hasil pencarian sosial AI menyediakan ringkasan konten untuk memberikan jawaban langsung yang dapat dipindai atas pertanyaan pengguna. Generasi pemasar berikutnya menggunakan pengoptimalan mesin pencari sosial dan mempelajari cara menguasai pengoptimalan kecerdasan buatan (AIO).
5. Komunitas khusus hadir di dunia nyata
Kita telah membahas tentang bagaimana media sosial menjadi pusat budaya, tetapi media sosial juga merupakan fondasi bagi subkultur untuk berkembang. Komunitas khusus akan terus tumbuh pada tahun 2025 dalam banyak hal. Salah satunya, merek, kreator, dan influencer sama-sama condong ke komunitas privat dan model berbasis langganan untuk berbagi konten eksklusif dan peluang koneksi. Pikirkan langganan Instagram dan saluran siaran, grup LinkedIn khusus undangan, dan jejaring sosial, seperti Lapse, yang berfokus pada persahabatan daripada pengikut.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari