
Pantau.com - Yups! perusahaan itu adalah PT Indosat Tbk. Dikutip dari beberapa sumber, Indosat didirikan pada tahun 1967 sebagai sebuah perusahaan penanaman modal asing pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telekomunikasi internasional melalui satelit dunia.
Menjadi perusahaan pelat merah, Indosat maju begitu pesat saat itu. Ia menjadi perusahaan telekomunikasi internasional pertama yang dibeli dan dimiliki 100 persen oleh Pemerintah Indonesia.
Pada tahun 1994, Indosat menjadi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan New York Stock Exchange, dengan rincian, Pemerintah Indonesia 65 persen dan publik 35 persen.
Baca juga: Bang Sandi... Sebelum Buyback Saham Indosat, Coba Cek Analisa Berikut
Lalu kapan Indosat berpindah tangan?
Kembali di masa sulit Indonesia yakni tahun berawal dari 1998 mengalami krisis. Masa-masa sulit itu berlanjut hingga kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri di tahun 2002.
Saat itu, Indosat mengambil alih saham mayoritas Satelindo dan SLI di Indonesia lalu mendirikan PT Indosat Multimedia Mobile (IM3) sebagai pelopor jaringan GPRS dan layanan multimedia.
Pada tahun 2003 Indosat bergabung dengan tiga anak perusahaan, yaitu: Satelindo, IM3 dan Bimagraha untuk membentuk operator seluler di Indonesia.
Pada tahun 2009 Qtel membeli saham seri B sebanyak 24,19 persen dari publik sehingga menjadi pemegang saham mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar 65 persen.
Pada tahun yang sama Indosat memperoleh lisensi tambahan frekuensi 3G dari Kementrian Komunikasi dan Informatika serta memenangkan tender untuk lisensi WiMAX yang diadakan pemerintah.
Baca juga: Tarif Ojek Online Resmi Naik 1 Mei 2019, Paling Mahal Rp2.600 per KM
Berapa saham RI saat ini?
Di kutip IDN Financial, Indonesia masih memilik kepemilikan saham sebesar 14,29 persen di seri B dengan nilai Rp77.662.000.000 (jumlah saham 776.624.999).
Sementara pemegang saham terbesar yakni Ooredoo Asia Pte Ltd sebanyak 65 persen Seri B senilai Rp3.532.056.600 (jumlah saham 353.206.000.000), kemudian Public (masing-masing di bawah 5 persen) sebanyak 20,71 persen sebanyak 112.525.000.000 saham atau senilai Rp1.125.251.900.
- Penulis :
- Nani Suherni