
Pantau.com - Peretas atau hacker mengklaim telah membobol 2,3 juta data warga Indonesia dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Informasi itu datang dari akun @underthebreach, yang sebelumnya mengabarkan kebocoran data ecommerce Tokopedia pada awal bulan ini.
"Aktor (peretas) membocorkan informasi 2.300.000 warga Indonesia. Data termasuk nama, alamat, nomor ID, tanggal lahir, dan lainnya," cuit @underthebreach, pada Kamis malam, 21 Mei 2020.
Akun itu juga menyebutkan bahwa data tersebut tampaknya merupakan data tahun 2013. Tidak hanya itu, hacker juga mengklaim akan membocorkan 200 juta data lainnya.
Baca juga: Infografis 5 Jenis Hacker di Dunia dan Tujuannya
Dalam cuitannya, @underthebreach mengunggah foto tangkapan layar di sebuah forum peretas di mana sang hacker menyebutkan bahwa data ID termasuk NIK dan NKK.
"Sangat bermanfaat bagi yang membutuhkan untuk mendaftar nomor telepon (Anda memerlukan NIK dan NKK untuk registerasi), atau dapat digunakan untuk ambil data nomor telepon dari Indonesia," kata peretas.
Peretas mengaku mendapat data dalam format pdf dan menyebutkan data tersebut didapat dari KPU. Hacker juga mengatakan mendapatkan lebih dari 200 juta data masyarakat Indonesia,dan akan dibagikan segera.
Akun @underthebreach juga mengunggah contoh data yang didapatkan hacker, nampak data merupakan data KPU (lengkap dengan logo KPU di sebelah kiri) dengan lampiran berjudul "Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014."
Baca juga: 2 Langkah Penting untuk Melindungi Data dan Privasi dari Hacker
- Penulis :
- Noor Pratiwi