
Pantau - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golkar, PAN, dan PPP akan membahas soal calon presiden (capres) dalam pertemuan di Makassar, 6 November mendatang.
Menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, pertemuan tersebut belum akan memunculkan nama yang akan diusung menjadi capres.
"Prosesnya masih akan panjang. Masih akan ditimang-timang, masih akan memperhatikan situasi, kondisi psikologis maupun sosiologis,” ujar Ujang kepada wartawan, Rabu (26/10/2022).
Ujang berpendapat, ada beberapa faktor yang masih akan menjadi pertimbangan KIB dalam pengerucutan nama capres, yakni soal psikologis dan sosiologis.
KIB masih akan menimbang dan menyelaraskan antara kepentingan politik partai anggota dan kemungkinan untuk bisa memenangi pertarungan Pilpres 2024.
"Psikologis itu artinya suasana kebatinan dari KIB. Siapa dari KIB yang layak dicapreskan, yang mempunyai elektabilitas tinggi, supaya bisa menang," katanya.
Menurutnya, selain faktor pembahasan di internal, KIB juga harus mempertimbangkan faktor eksternal seperti hubungan politik dengan Presiden Joko Widodo.
"Apalagi terkait dengan kepentingan pihak eksternal seperti Jokowi, seperti siapa calon yang didukung Jokowi," tandasnya.
Menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, pertemuan tersebut belum akan memunculkan nama yang akan diusung menjadi capres.
"Prosesnya masih akan panjang. Masih akan ditimang-timang, masih akan memperhatikan situasi, kondisi psikologis maupun sosiologis,” ujar Ujang kepada wartawan, Rabu (26/10/2022).
Ujang berpendapat, ada beberapa faktor yang masih akan menjadi pertimbangan KIB dalam pengerucutan nama capres, yakni soal psikologis dan sosiologis.
KIB masih akan menimbang dan menyelaraskan antara kepentingan politik partai anggota dan kemungkinan untuk bisa memenangi pertarungan Pilpres 2024.
"Psikologis itu artinya suasana kebatinan dari KIB. Siapa dari KIB yang layak dicapreskan, yang mempunyai elektabilitas tinggi, supaya bisa menang," katanya.
Menurutnya, selain faktor pembahasan di internal, KIB juga harus mempertimbangkan faktor eksternal seperti hubungan politik dengan Presiden Joko Widodo.
"Apalagi terkait dengan kepentingan pihak eksternal seperti Jokowi, seperti siapa calon yang didukung Jokowi," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas