
Pantau.com - Penggunaan obat-obatan terlarang dalam dunia olahraga telah terjadi pada 1960-an. Bahkan ada beberapa jenis obat yang digunakan seperti meningkatkan kinerja, termasuk steroid anabolik, stimulan, pertumbuhan hormon dan diuretik.
Steroid anabolik merupakan zat alami dan sintetis yang membantu membangun massa otot, memungkinkan atlet untuk berlatih lebih keras dan pulih dengan cepat dari latihan yang berat.
Tetrahydrogestrinone juga dikenal sebagai THG atau clear, merupakan steroid kuat yang konon digunakan oleh atlet papan atas seperti atlet lari Marion Jones dan pemain baseball Barry Bonds.
Stimulan, termasuk amfetamin, berdampak pada sistem saraf pusat, meningkatkan kewaspadaan, dan mengurangi nafsu makan. Hormon pertumbuhan manusia (HGH) dikonsumsi untuk meningkatkan daya tahan dan kekuatan. Karena itu, obat-obatan di atas dianggap sebagai doping yang bisa saja membuat para atlet menjadi candu.
Memang, jika berbicara doping atlet adalah skandal. Namun, sulit dipercaya bahwa beberapa atlet, kadang-kadang dianggap sebagai pahlawan, padahal ia meminum obat-obatan untuk menambah daya. Pantau.com mencoba membeberkan atlet terkenal mana saja yang pernah mengonsumsi obat-obatan terlarang, dan ini merupakan skandal terbesar yang pernah terjadi.
1. Maria Sharapova
Sharapova mengakui dirinya menggunakan obat-obatan jenis meldonium. (Foto:PA)
Petenis cantik Maria Sharapova terkena kasus penggunaan doping jelang Australia Open. Ia menggunakan Meldonium, dimana diresepkan untuk membantu melindungi jaringan jantung dengan mengatur metabolisme.
Namun obat ini juga membantu untuk peningkatan kinerja atau daya tahan atlet, seperti peningkatan rehabilitasi usai latihan, perlindungan terhadap stres, dan peningkatan aktivasi fungsi sistem saraf pusat.
Meldonium hanya menjadi perhatian Badan Anti-Doping Dunia (WADA) beberapa tahun yang lalu dan dilarang pada Januari 2016.
2. Diego Maradona
Maradona terbukti melakukan doping. (Foto: PA)
Jelang Piala Dunia 1994, orang berpikir Diego Maradona sudah selesai. Namun pemain berpaspor Argentina itu mencetak satu gol dan satu assist dalam kemenangan timnya pada putaran pertama melawan Yunani dan Nigeria. Kala itu, dirinya menunjukkan skill yang luar biasa.
Tetapi enam jam sebelum Argentina akan menghadapi Bulgaria, Maradona dikeluarkan dari turnamen paling akbar itu karena dia telah dites positif menggunakan obat-obatan.
Terdapat lima varian efedrin, obat yang digunakan untuk meningkatkan energi, dan untuk menurunkan berat badan dengan mempercepat metabolisme.
3. Ben Johnson
Ben Johnson menggunakan obat kuat di kejuaraan dunia Olimpiade. (Foto: PA)
Ben Johnson, 48 jam setelah dia meninggalkan yang lainnya, termasuk saingan beratnya Carl Lewis, ia berlari 100 meter pada Olimpiade Musim Panas 1988. Namun, ia harus kehilangan medalinya.
Kala itu Ben berlari dengan mencetak rekor dunia 9,79 detik. Namun, ia dinyatakan bersalah menggunakan stanozolol, steroid berbasis air mirip dengan hormon testosteron pria yang dapat diambil oleh atlet untuk meningkatkan massa otot, yang dapat meningkatkan kinerja atlet.
4. Lance Armstrong
Lance Armstrong akui kesalahannya di sebuah acara. (Foto: PA)
Atlet pembalap sepeda ini menghabiskan bertahun-tahun membantah tuduhan, Lance Armstrong akhirnya mengaku menggunakan obat-obat peningkat daya tahan. Hal itu ia beberkan dalam sebuah acara populer, Oprah Winfrey pada 2013.
Sosok yang pernah dianggap sebagai ikon olahraga ini mengatakan menggunakan testosteron dan hormon pertumbuhan, serta EPO - hormon yang secara alami agar ginjal memproduksi atau merangsang sel darah merah.
Ini meningkatkan jumlah oksigen yang dapat dikirim ke otot, dengan meningkatkan pemulihan dan daya tahan.
5. Anderson Silva
Anderson Silva mencoreng namanya sendiri karena menggunakan obatan terlarang. (Foto: UFC)
Di masa jayanya, Anderson Silva tidak pernah jatuh di ring. 10 titel mantan juara menengah UFC ini menahbiskan dirinya sebagai yang terbaik. Dia dikenal sebagai salah satu pejuang terhebat sepanjang masa.
Kemudian, masalah obat-obatan menghancurkan semua yang pernah ia kerjakan, pria asal Brasil itu dites ternyata positif menggunakan steroid pada Januari 2017, usai keputusan bulatnya menang atas Nick Diaz di UFC 183.
Silva mencoba menyalahkan tes narkoba yang gagal, ia menyebutkan seorang teman memberikannya obat kuat. Namun Komisi Atletik Negara Bagian Nevada tidak mau mendengarnya.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta