Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

5 Fakta Seputar Mbah Moen, Ulama Kharismatik yang Telah Berpulang

Oleh Kontributor SIG
SHARE   :

5 Fakta Seputar Mbah Moen, Ulama Kharismatik yang Telah Berpulang

Pantau.com - KH Maimun Zubair, atau karib disapa Mbah Moen meninggal dunia saat melakukan rangkaian ibadah haji di Mekah, Arab Saudi, Selasa, 6 Agustus 2019. Salah satu tokoh ulama Nadlatul Ulama (NU) ini meninggal dalam usianya yang menginjak 91 tahun.

Dengan kepergian ulama karismatik ini, tim Pantau.com merangkum 5 fakta seputar meninggalnya sosok Mbah Moen:

1. Keluarga Ulama


Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Maimoen Zubair. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Mbah Moen lahir di Sarang, Rembang, pada 28 Oktober 1928. Maimun Zubair merupakan putra Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih.

Memiliki orang tua yang merupakan ulama, membuat pengetahuan ilmu agama Mbah Moen sangat kuat. Ditambah pada saat muda, ia memutuskan untuk menimba ilmu di Pesantren Lirboyo, Kediri pada tahun 1945.

Selain itu Mbah Moen muda, juga sempat memperdalam ilmunya dengan belajar ke Mekkah didampingi sang kakek Kiai Ahmad bin Syuaib.

Baca juga: Masya Allah, Gerimis Sempat Basahi Mekah Iringi Kepergian Mbah Moen

2. Menjadi Politisi


Pertemuan Ustaz Abdul Somad dengan Mbah Moen. (Foto: Facebook/Ustadz Abdul Somad)

Saat ini, Mbah Moen merupakan Ketua Majelis Syariah PPP sejak 2004. Tak heran pada perhelatan Pilpres 2019 lalu, restu Mbah Moen sempat menjadi rebutan antar kedua paslon capres cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno.

Ia pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun dari 1971 hingga 1978. Selain itu Mbah Moen juga menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode dari 1987 hingga 1999. 

3. Pimpinan Pondok Pesantren


Mbah Moen (Foto: Dok Antara/Adeng Bustomi)

Selain menjadi tokoh di NU, Mbah Moen menjadi salah satu rujukan para ulama Indonesia di bidang Fiqh.

Sosok Mbah Moen merupakan pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Selain itu, ayah dari Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin ini juga pernah menjabat Ketua Syuriah NU Provinsi Jawa Tengah pada 1985 hingga 1990.

Baca juga: Selalu Tampil Sederhana, Berapa Harga Outfit Mendiang Mbah Moen?

4. Dimakamkan di Mekah


Jenazah Mbah Moen digiring ke ambulans. (Foto: Istimewa)

Setelah disalatkan di Masjidil Haram seusai waktu zuhur, Mbah Moen dimakamkan di Kompleks Pemakaman Ma'la, pemakaman tertua di Kota Mekkah, Arab Saudi. Meskipun selama hidupnya, Mbah Moen tidak pernah memiliki wasiat untuk bisa dimakamkan di Mekah. 

"Dari keluarga tidak ada yang diwasiati beliau minta dimakamkan di sana, tapi banyak orang yang mengatakan Abah ingin meninggal dan dimakamkan di Mekah," kata salah seorang putra Mbah Moen, Kiai Haji Majid Kamil di Kabupaten Rembang, seperti dikutip Antara, Selasa, 6 Agustus 2019.

5. Suasana Pemakaman Teduh

Berpulangnya Mbah Moen juga cukup menjadi sorotan karena saat waktu pemakaman, Suhu di Mekah yang biasanya selalu panas dan berada di atas 40 derajat celcius, mendadak ramah dan cuaca di Mekah cenderung teduh berawan bahkan sempat gerimis.

Berdasarkan pantauan Antara di Kota Mekah, sejak Selasa, 6 Agustus 2019, selepas subuh suhu di Mekah cenderung seperti mengalami anomali. Hujan gerimis sempat terjadi setelah subuh atau hampir bertepatan dengan berpulangnya Mbah Moen.

Setelah itu, sepanjang hari hingga pemakaman rampung di Ma’la udara juga tidak terlampau terik. Suhu berada di kisaran 29 derajat celcius dan saat puncak siang hari suhu tertinggi hanya 37 derajat celcius.

Penulis :
Kontributor SIG