HOME  ⁄  Ekonomi

Apa Iya Indonesia Sulit Lepas dari Jeratan China?

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Apa Iya Indonesia Sulit Lepas dari Jeratan China?

Pantau.com - Siapa bilang Indonesia bisa lepas dari ikan dengan Pemeritah China? nantinya siapa pun pemenang Presiden RI periode 2019-2024 akan dibebani peran rumit untuk menjaga hubungan dengan China.

Dilansir BBC, China berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, akan tetapi semakin banyak pemilih yang tak menyukai perannya tersebut.

Ekonomi Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta orang, dengan tingkat pertumbuhan per tahun rata-rata di angka 5 persen.

Menurut riset PwC, pada tahun 2050 mendatang, Indonesia diprediksi menjadi ekonomi keempat terbesar di dunia, di bawah China, India dan Amerika Serikat.

Namun demikian, para pengamat kerap mengatakan bahwa Indonesia mengalami stagnasi karena terkendala kekurangan investasi dalam bidang infrastruktur selama beberapa dekade, serta digerogoti korupsi dan keruwetan birokrasi.

Baca juga: Rizal Ramli Soal Kereta Cepat JKT-BDG: Mark Up Paling Tidak 20 Persen

Maka, bagi 193 juta pemilih yang akan menentukan pilihan mereka 17 April mendatang, pertumbuhan ekonomi menjadi isu penting dalam pemilu kali ini.

Namun pertumbuhan ekonomi tersebut tak akan berkembang tanpa investasi yang signifikan di bidang infrastruktur, yang mengganggu perdagangan dan merintangi potensi negeri.

China telah tertarik untuk mengembangkan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia, sehingga Indonesia ditambahkan ke daftar negara-negara penerima investasi China dalam skema Belt and Road Initiative atau jalur sutera modern.

"Biasanya, sumber investasi internasional terbesar di Indonesia berasal dari Jepang dan Korea," ujar Tom Lembong, kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

"Saya menyadari bahwa selama lima tahun terakhir China melesat dari investor internasional ke-13 di Indonesia menjadi, bisa dikatakan, nomor satu saat ini," tambahnya.

Meskipun belum ada proyek jalur sutera modern yang resmi dibangun di Indonesia, China telah mengalahkan Jepang dalam penggarapan sejumlah proyek infrastruktur besar di tanah air.

Baca juga: Miris! Belum Pasti Untungkan Usaha, Kerja Lembur Juga Picu Bunuh Diri

Pembangunan kereta cepat rute Jakarta-Bandung merupakan sebuah proyek senilai US$5,9 miliar (Rp83,2 triliun) yang dibangun oleh konsorsium China dan sejumlah perusahaan Indonesia. Menurut laporan, setidaknya 75 persen pendanaan proyek tersebut disokong oleh Bank Pembangunan China.

Setelah selesai nanti, kereta tersebut akan menjadi proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara, yang menghubungkan ibu kota Jakarta dengan salah satu kota terbesar di Indonesia, Bandung.

Akan tetapi, proyek itu tertunda akibat masalah akuisisi lahan. Selain itu, sejumlah pihak juga mengkritik tujuan dibangunnya kereta cepat ke Bandung, mengingat masih tersedianya pilihan moda transportasi yang lebih murah, termasuk bus dan kereta biasa.

Dalam laporan terakhir Pew Research Center, angka yang menunjukkan rasa suka warga Indonesia terhadap China semakin lama semakin turun. Pada tahun 2018, 53 persen responden memandang baik China, turun dari 66 persen pada tahun 2014, saat pemilu sebelumnya berlangsung.

Akan tetapi, siapa pun yang memenangkan pertarungan politik 17 April mendatang kemungkinan besar akan tetap bergantung pada China untuk mencapai angka pertumbuhan ekonomi yang dapat menopang pertumbuhan populasi Indonesia.

Penulis :
Nani Suherni