
Pantau.com - Khawatir dengan perkembangan teknologi Rusia dan China, AS kalap untuk memiliki senjata hipersonik pada tahun 2025 yang disampaikan oleh Angkatan Laut AS mengatakan dalam sebuah laporan.
Namun, dua minggu berselang, Rusia melakukan uji coba lebih dulu. Glider hipersonik Avangard yang canggih telah berhasil diuji pada 26 Desember. Ia melakukan manuver vertikal dan horizontal dalam penerbangan dan mencapai sasaran yang dituju.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, Kecepatan aktual rudal yang akan beroperasi pada 2019 dapat mencapai 30.000 km/jam.
Baca juga: Rusia Uji Senjata Nuklir Bawah Laut yang Diklaim Tak Terhentikan
Melansir RT, Senin (31/12/2018), peluncuran tes diamati oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menamakannya sebagai peristiwa besar bagi angkatan bersenjata, dan mungkin untuk seluruh negara.
Hanya seminggu sebelum tes Avangard, Laksamana Operasi Angkatan Laut AS John Richardson merilis sebuah rencana yang dijuluki "Sebuah desain untuk mempertahankan keunggulan maritim. Versi 2.0.
"Salah satu prioritas utama Pentagon untuk tahun-tahun mendatang ternyata tidak lain adalah untuk" mengembangkan dan menurunkan senjata hipersonik ofensif pada tahun 2025."
Baca juga: Diklaim Miliki Kecepatan Supersonik, Rudal Kalibr Rusia Sukses Diluncurkan
Pentagon dengan berani menuduh Rusia dan China berusaha untuk "mengakumulasi kekuasaan dengan biaya Amerika" dengan mengerahkan "semua elemen kekuatan nasional mereka untuk mencapai ambisi global mereka."
Pada bulan April Angkatan Udara AS memberikan kontrak kepada Lockheed Martin untuk mengembangkan prototipe senjata hipersonik, sementara, bulan ini, DARPA mengumumkan sedang mencari "desain baru" dan bahan-bahan untuk memastikan calon kendaraan hipersonik tidak terbakar di atmosfer.
Proyek AS lainnya, yang dijuluki 'Glide Breaker,' untuk mengembangkan pencegat yang mampu menetralkan glider yang masuk, juga dilaporkan sedang bekerja di Defense Advanced Research Projects Agency.
- Penulis :
- Widji Ananta