
Pantau.com - Pemerintah Indonesia rupanya belajar dari Brasil mengenai rencana pemindahan Ibu Kota.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)/Menteri PPN, Bambang Brodjonegoro mengatakan banyak kesamaan antara Indonesia dan Brasil. Duta Besar Brasil untuk Indonesia Rubem Barbosa mengatakan pemerintahannya membutuhkan waktu lima tahun untuk membangun infrastruktur dasar saat pemindahan Ibu Kota dari Rio de Janeiro ke Brasilia.
"Amat sulit membangun wilayah demikian besar dengan cuma-cuma. Kamu tidak akan tahu apa yang menjadi keinginan kamu, namun biasanya berakhir dari lebih dari yang seharusnya. Kami membutuhkan waktu lima tahun untuk membangun infrastruktur dasar," ujar Rubem dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9, di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat.
Baca juga: Bukan Malaysia, Pemerintah RI Tiru Brazil untuk Pemindahan Ibu Kota Negara
Menurut dia, tantangan yang dihadapi pemerintah Brasil dalam 5 tahun pertama pembangunan ibu kota baru di Brasilia adalah harus membangun dari nol dan tidak ada penghuninya.
Pemerintah harus memindahkan penduduk selain membangun infrastruktur awal. Penduduk awal di sana adalah para pegawai pemerintahan dan pekerja yang turut membangun Kota Brasilia. "Pembangunan Ibu Kota Brasilia dibangun dari tahun 1956 hingga tahun 1961 di era pemerintahan Presiden Juscelino Kubitschek," katanya.
Tantangan lain, biaya pembangunan yang terus membengkak membuat inflasi, sehingga memicu kenaikan harga-harga. Meski begitu, membangun kota baru tetap merupakan peluang bagi banyak orang untuk mencari solusi kehidupan yang lebih baik.
Dubes Rubem menjelaskan bahwa ide utama membangun Brasilia sebagai ibu kota negara baru didasari atas perkembangan Rio de Janeiro yang terlalu cepat, sehingga tidak bisa mengakomodasi pemerintahan lagi.
Baca juga: Ibu kota Baru Hanya Dihuni 1,5 Juta Orang, Bappenas Tak Mau Jakarta Kedua
Selain itu, menjadi kewajiban pemerintah untuk pemerataan populasi dalam kaitannya dengan memaksimalkan wilayah yang dimiliki negara.
"Berbeda dengan Indonesia, waktu itu kami harus membangun Brasilia dari awal, sekitar 1.200 km dari Rio, di mana tidak ada apa-apa di sana pada waktu itu, tidak ada jalan, tidak ada rel kereta, benar-benar operasi besar-besaran yang membutuhkan waktu sekitar 3,5 tahun. Awalnya untuk mengakomodasi 1 juta penduduk, tapi sekarang sudah 3,3 juta penduduk," kata dia.
Saat ini, Brasilia menjadi kota terbesar keempat di Brasil setelah Rio de Janeiro, Sao Paolo, dan Salvador, serta memiliki pendapatan per kapita tertinggi. Daerah sekitar atau wilayah satelit pun turut berkembang.
"Kini mereka berkembang menjadi daerah pariwisata dan industri," kata Rudem.
- Penulis :
- Nani Suherni