
Pantau.com - Para peneliti Angkatan Darat AS, pada tahun 1960-an, melakukan penelitian dan menemukan bahwa pria telanjang yang menghabiskan delapan jam sehari di ruangan bersuhu 10 derajat celcius terbiasa dengan dingin dan sebagian besar berhenti menggigil setelah dua minggu.
Kemudian penelitian dari tim Skandinavia dan Inggris juga menyimpulkan bahwa orang dapat terbiasa dengan lingkungan yang dingin. Dan tinjauan penelitian baru-baru ini dari para peneliti Angkatan Darat menyimpulkan bahwa semua manusia tampaknya memiliki, setidaknya beberapa kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dingin.
Sebuah penelitian kecil tahun 2014 yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, sekelompok pria sehat menghabiskan waktu hingga tiga jam sehari duduk di kamar mandi yang diisi dengan air bersuhu sekitar 14 derajat celcius.
Pada 20 hari pertama, para pria mengalami menggigil. Detak jantung dan metabolisme mereka meningkat, menghasilkan panas. Pada saat yang sama, pembuluh darah mereka menyempit dan menarik kembali dari permukaan kulit, menyebabkan suhu kulit turun.
Baca juga: Ternyata Ini Lho Manfaat Mandi dengan Air Panas dan Dingin
Tetapi hari ke-21 dan seterusnya, banyak yang telah berubah. Menggigil yang dirasakan para pria mulai menurun. Sementara metabolisme dan detak jantung mereka masih meningkat sebagai tanggapan terhadap mandi air dingin, pembuluh darah mereka tidak lagi menyempit dan suhu kulit mereka tidak turun seperti sebelumnya.
Para lelaki itu melaporkan kurang nyaman selama mandi dingin mereka. Pada saat yang sama, sampel darah mereka mengandung lebih sedikit penanda stres yang disebabkan dingin dan aktivitas sistem kekebalan tubuh. Tampaknya tubuh mereka terbiasa dengan kedinginan.
"Setiap orang memiliki kemampuan, sampai batas tertentu, untuk menyesuaikan diri dengan dingin," kata Marius Brazaitis, penulis pertama studi ini dan seorang peneliti senior di Universitas Olahraga Lithuania seperti dikutip dari Time.
Dia mengatakan tubuh manusia tampaknya mencapai aklimatisasi melalui campuran penyesuaian internal yang berbeda, yang orang dapat mendorong atau menekan tergantung pada perilaku mereka.
Baca juga: Ini Dia 5 Kota Terdingin yang Ada di Indonesia
Brazaitis mengatakan tubuh manusia tampaknya memiliki sejumlah mekanisme berbeda yang membantunya menyesuaikan diri dengan dingin. Tetapi kebanyakan orang di negara maju menekan mekanisme adaptif ini, setidaknya sampai batas tertentu, dengan melindungi tubuh mereka dari "tekanan termal".
“Mengenakan lebih banyak pakaian, minum lebih banyak minuman panas, meningkatkan suhu kamar, mengonsumsi lebih banyak makanan, yang meningkatkan tingkat metabolisme dalam tubuh — perilaku ini tidak memungkinkan (tubuh) menjadi lebih tahan terhadap dingin,” katanya.
Meskipun mereka dapat menghalangi kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri dengan suhu yang lebih dingin, mengenakan sweter atau menyeruput teh panas tidak banyak membahayakan jangka panjang.
Menyesuaikan termostat hingga beberapa derajat dan menghabiskan lebih banyak waktu di luar dalam kondisi dingin bisa membantu tubuh menyesuaikan diri dengan dingin, kata Brazaitis. Jika tubuh mengalami menggigil beberapa kali sehari, tubuh akan mulai merasa lebih nyaman dalam suhu dingin setelah hanya satu minggu, katanya.
- Penulis :
- Lilis Varwati