
Pantau.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor sejak awal tahun hingga Juni 2018 mencapai USD 89,04 milliar atau mencapai Rp1.246,56 triliun meningkat 23,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan pada Juni 2018 nilai impor mencapai USD 11,27 miliar atau Rp157,78 triliun.
Dilihat dari asal negaranya, China tercatat masih menjadi Importir terbesar ke negara Indonesia. Impor non migas China selama Juni 2018 tercatat sebesar USD 2,21 miliar atau Rp30,91 triliun diikuti Jepang USD 1,04 miliar kemudian Thailand USD 760 juta.
"Menurut negaranya impor kita masih sama utamanya berasal dari Tiongkok, dimana impor kita kontribusi 27,43 persen (Januari-Juni 2018), kemudian diikuti Jepang lalu Thailand jadi 3 negara ini sumbangannya sudah luamyan besar," ujar Suhariyanto, Kepala BPS, saat jumpa pers di Gedung BPS, Jl. Dr Sutomo, Jakarta Pusat, Senin (16/7/2018).
Baca juga: Jumlah Penduduk Miskin 9,82 Persen, Terendah Sejak 1998
Sementara untuk negara Asean lanjut dia, nilai impor sebesar USD 15,5 miliar. Ia menambahkan, penurunan impor Juni 2018 ini terjadi pada China turun USD 2,239 miliar, Jepang USD 567 juta dan Thailand USD 84,6 juta.
Terjadi pula peningkatan impor di beberapa negara namun menurutnya peningkatan yang terjadi cukup rendah dibandingkan penurunannya.
"Ada peningkatan impor dari beberapa negara, tapi tipis dibandingkan yang turun; yakni Belanda, Swiss, Equador," pungkasnya.
Sebelumnya, Neraca Perdagangan Indonesia Juni 2018 mengalami surplus USD 1,74 miliar atau Rp 24,36 triliun (kurs Rp 14 ribu per dollar AS). Namun secara kumulatif Januari hingga Juni 2018 neraca perdagangan Indonesia masih mengalami defisit.
- Penulis :
- Nani Suherni