
Pantau.com - Founder & CEO Gojek, Nadiem Makarim mengklaim kini Gojek menjadi salah satu aplikasi teknologi terbesar asal Indonesia. Padahal kata dia, awal mula berdiri Gojek harus bersusah payah mencari dana.
Nadiem mengaku harus meminjam uang kepada rekan-rekannya. Tak hanya itu, dia juga mengaku sempat bekerja di perusahaan lain untuk mengembangkan Gojek agar tetap berjalan.
"Pada 3-4 tahun (awal), tidak ada yang mendanai jadi bersusah-susah pinjam uang dari teman, keluarga. Bahkan saya harus kerja di tempat lain untuk mencari nafkah demi mendanai Gojek," ujarnya dalam peluncuran logo baru Gojek, di kantornya, Blok M, Jakarta Selatan, Senin (22/7/2019).
Baca juga: Berumur 9 Tahun, Gojek Sudah Bersaing ke Pasar Asia Tenggara
Lain dulu lain sekarang, Gojek bahkan sudah menjadi perusahaan Decacorn atau perusahaan yang bernilai sedikitnya USD10 miliar atau Rp140 triliun.
Nadiem mengaku tak pernah menyangka bahwa perusahaannya dapat tumbuh sebesar saat ini. Tak ayal, ini berbagai investor asing pun berdatangan menawarkan investasinya kepada Gojek.
"Kalau ditanya (dulu) apa Gojek akan menjadi sebesar sekarang jawaban saya pasti tidak ada dugaan sama sekali. Gojek bergerak sendiri, berevolusi di bidang teknologi dan kemanusiaan," ujarnya.
Baca juga: Diet Plastik Mulai Menjalar ke Layanan Ojek Online?
Nadiem memaparkan awal mula Gojek berkembang pesat pada tahun 2015, dimana saat itu ia mulai mengembangkan Gojek dengaj teknologi.
"Pada 2015, saat itu, investor mulai berdatangan seperti Sequoia Capital dan Northstar," katanya.
Baru-baru ini, Gojek telah menyelesaikan pendanaan seri F yang nilainya ditaksir mencapai USD1 miliar. Beberapa perusahaan yang baru masuk dalam pendanaan seri F ini di antaranya yakni Mitsubishi, Astra Internasional hingga Bank asal Thailand, Siam Commercial Bank (SCB).
- Penulis :
- Nani Suherni