
Pantau.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Ignasius Jonan mengisahkan reformasi PT Kereta Api Indonesia (KAI) bisa seperti saat ini merupakan hasil kerja kerasnya saat menjadi Direktur PT KAI tahun 2009 silam.
"Waktu saya ditugaskan di kereta api semua teman saya bilang, ini amat sangat sulit dibenahi," ujarnya di hadapan birokrat yang hadir dalam acara Rakornas BLU Nasional 2019, di Gedung Dhanapala, Jakarta Pusat, Selasa (26/2/2019).
Jonan mengatakan, saat itu Direktur Personalia PT KAI melaporkan bahwa dari 24.000 karyawan tetap PT KAI, rata-rata pendidikannya adalah SD dan SMP.
Baca juga: Lihai Berinovasi, Sri Mulyani Berguru ke Menteri Jonan Perbaiki BLU Negara
"Direktur personalia saya lapor, bapak tahu enggak tingkat pendidikan dari 24 ribu yang pendidikan ijazah SD 9.600 atau 30 persen ijazah SD, lalu 6.300 ijazah SMP menarik kan? saya tanya yang sarjana berapa? 86 termasuk bapak, ngomonnya gitu," ujarnya disambut tawa para peserta.
Jonan membandingkan, jika dibandingkan dengan jumlah karyawan Kemenkeu saat ini hanya 5 persen yang tidak sarjana. Namun kata dia, jika tata kelola diperbaiki tujuan yang ingin didapatkan akhirnya tercapai.
"Dari 24.600 yang sarjana cuma 86. Kalau di Kemenkeu 60.000 yang bukan sarjana berapa 5 persen? Lha ini, saya kebagian 24.600 (lulusan) SD 35 persen, SMP 30 persen mau disuruh apa? tapi ternyata bisa, sampai sekarang saya sudah tinggal 5 tahun bisa," terangnya.
Baca juga: Terkuak, Begini Trik Menteri Jonan Ubah Wajah Kereta Api Indonesia
Dari pengalamannya Jonan menyimpulkan jika tata kelola perusahaan dapat diperbaiki selama ada usaha perbaikan.
"Saya katakan, kalau bisa beresin kereta api pastinya bisa yang lain, karena sulit sekali," katanya.
Sehingga kata dia, seharusnya perbaikan tata kelola bisa dilakukan di setiap kementerian/lembaga selama ada niat untuk memperbaiki. Apalagi kata dia, ditunjang oleh SDM yang kualitasnya semakin baik di setiap kementerian/lembaga.
"Menurut saya ini pengalaman di KA membuktikan bahwa kalau kita bisa; di BLU SDM sekolah tinggi, kalau gak bisa melayani masyarakat keterlaluan, di KAI 60 persen SD SMP itu pun bisa berubah dan layanan jauh semakin bagus," pungkasnya.
rn- Penulis :
- Nani Suherni