
Pantau.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan berbagi kisah tata kelola perusahaan yang sehat saat dirinya menjadi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada tahun 2009 silam atau tepat 10 tahun yang lalu.
Jonan mengisahkan betapa sulitnya mengubah sistem KAI yang dinilai sangat banyak masalahnya. Mulai dari tata kelola manajemen, perusahaan, pegawai, hingga sistem tunjangan.
Saat ingin mengubah pelayanannya, hal yang ia ubah pertama kali yakni tunjangan pegawainya. Sebab kata dia jika tidak seperti itu maka akan sulit diubah. Ia juga menggadaikan jabatannya untuk memastikan sistem dapat berubah sesuai harapan.
Baca juga: Lihai Berinovasi, Sri Mulyani Berguru ke Menteri Jonan Perbaiki BLU Negara
"Salah satu yang diubah adalah lebih dari layanan yang saya minta ubah adalah tukinnya
Saya bilang kalau tidak diubah layanan enggak bisa baik. Kalau diubah layanan tetap enggak baik gimana? kata saya ya gampang saya saja dipecat," ujarnya saat berkisah dalam acara Rakornas BLU Nasional tahun 2019, di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Selasa (26/2/2019).
Ia menuturkan, jumlah take home pay kepala stasiun Gambir saat itu tahun 2009 hanya Rp2,75 juta menurutnya jumlah tersebut jauh dari cukup sehingga memungkinkan pegawainya mencari penghasilan dengan jalan yang lain. Selain itu saat itu penghasilan dari parkir kendaraan perhari sebesar Rp3 juta.
"Lalu saya katakan apa cukup? enggak cukup ya ngapain disini terus. Kalau enggak cukup pasti kiri kanan cari sampingan, (katanya) kalau saya enggak cari sampingan enggak bisa anak 3 penempatan di Gambir, kalau di Madiun agak mepet cukup, kalau di Jakarta enggak cukup," terangnya.
Baca juga: Agar Harga Karet Kembali 'Lengket' Indonesia Sepakat Kurangi Ekspor
Lambat laun kata dia, tata kelola perusahaan PT KAI membaik hingga saat ini pelayanan sudah jauh lebih baik. Tunjangan bagi para pegawai pun kata dia, naik berkali-kali lipat.
"Akhirnya singkat kata bisa lihat sendiri yang naik KA sekarang. Hari ini, take home pay kepala stasiun, pengasilan kira-kira Rp27,5-30 juta naik 10 kali tapi pendapatan karcis parkir berapa Rp100 juta lebih, naiknya 30 kali," katanya.
"Yang ingin saya sharing, bagaimana kita melayani masyarakat lebih baik dan hidup kita juga lebih sejahtera ini enggak bisa salah satu, tidak bisa cuma salah satu. Tadi pesanBu Menkeu memberi layanan, saya tambahin (beri juga tambahan) pengasilan," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni