
Pantau.com - Momen pergantian tahun baru menjadi masa rekonsiliasi bagi polisi Prancis dan pengunjuk rasa Rompi Kuning di Perancis. Pasalnya, bentrokan dua pihak itu terus mewarnai Perancis sejak kebijakan pajak BBM yang dikeluarkan oleh Presiden Emmanuel Macron.
Malansir RT, Rabu (2/1/2019), sekitar 250.000 orang berkumpul di Champs-Elysees. Di antara mereka ada sekitar 200 pengunjuk rasa Rompi Kuning yang tidak melewatkan kesempatan untuk mengatakan 'tidak' terhadap kebijakan pemerintah bahkan selama perayaan.
Baca juga: Ini Langkah Presiden Macron Usai Aksi Demo Terparah Rompi Kuning yang Bikin Kelam Perancis
Namun, suasana berbeda dari demonstrasi sebelumnya. Beberapa video menangkap para demonstran yang memeluk polisi dengan peralatan penuh. Dan para petugas balas memeluk, pertama dengan enggan, kemudian lebih rela.
Hal itu tentu sangat kontras dengan aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu. Aksi unjuk rasa berakhir dengan kerusuhan. Rompi Kuning melakukan tindakan anarki, polisi pun membalas dengan gas air mata, dan bahkan tembakan.
Baca juga: Duh, Ibu Negara Perancis Brigitte Macron 'Habis' Di-bully Nih Gegara Foto
Perancis telah menghadapi gelombang protes besar sejak pertengahan bulan November, ketika pengunjuk rasa rompi kuning turun ke jalan dan menyebabkan kerumunan pengunjuk rasa meningkat terkait dengan kenaikan harga BBM serta kenaikan pajak untuk diesel dan karbon.
Meskipun, pemerintah Prancis mengumumkan kenaikan pajak bahan bakar akan ditangguhkan selama enam bulan, namun pernyataan tersebut gagal menenangkan massa protes. 1.500 orang di seluruh Perancis ditahan polisi setelah demonstrasi akhir pekan yang berubah menjadi kekerasan.
VIDÉO - Des #GiletsJaunes ont souhaité la #BonneAnnee2019 aux gendarmes mobilisés sur les #ChampsElysees hier soir. #NouvelAn2019 pic.twitter.com/itZTzIk6r9
— Clément Lanot (@ClementLanot) 1 Januari 2019
- Penulis :
- Widji Ananta