
Pantau.com - Blackwater, perusahaan penyedia tentara bayaran AS yang kontroversial, telah menyatakan niatnya untuk melanjutkan bisnisnya. Mereka mengeluarkan iklan satu halaman penuh di majalah Recoil edisi terbaru dengan pesan mengerikan yang menyatakan "kami akan datang."
Internal pasar kontraktor Blackwater memang terkenal kejam, setelah banyak skandal yang mencengangkan, seperti yang dilansir dari RT, Rabu (26/12/2018).
Para pakar keamanan melihat, apa yang dilakukan Blackwater agaknya berhubungan dengan penarikan pulang pasukan militer AS dari Suriah. Disebutkan, munculnya iklan tersebut seakan memberikan mengusung privatisasi.
Baca juga: Ternyata, Trump Sampai Telepon Erdogan Soal Penarikan Militer AS dari Suriah
Untuk diketahui. iklan di Recoil tersebut dipublikasikan setelah Menteri Pertahanan Jim Mattis mengumumkan pengunduran dirinya.
Sekadar informasi, pendukung utama gagasan privatisasi pertempuran AS di Timur Tengah adalah Erik Prince, mantan kepala Blackwater. Ia memilki kedekatan dengan Presiden AS Donald Trump.
"Erik Prince sangat dekat dengan Trump," kata analis.
Pemerintahan AS sebelumnya telah menjual perusahaan pada tahun 2010 tetapi telah mempertahankan komunikasi dengan Trump, untuk melobi guna menggantikan kehadiran militer AS di wilayah tersebut dengan tentara bayaran. Mattis, yang bertugas dalam Perang Teluk Persia, Afghanistan dan Irak, dengan tegas menolak gagasan itu.
Baca juga: Emmanuel Macron Kecam Keputusan AS Terkait Penarikan Pasukan dari Suriah
"Dengan Mattis yang sekarang hilang, dapat dibayangkan bahwa Trump sekarang dapat mengevaluasi kembali" proposal Prince, Michael Maloof, mantan analis keamanan Pentagon.
Prospek kembalinya Blackwater ke pasar tentara bayaran telah membuat Amerika kembali mengingat pembunuhan 14 warga sipil Irak oleh penjaga perusahaan pada 2007 di Nisour Square, Baghdad.
"Saya tidak berpikir publik Amerika akan membela perusahaan yang telah melakukan begitu banyak kejahatan di masa lalu," kata aktivis politik, Medea Benjamin.
- Penulis :
- Widji Ananta