Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

JK Sebut LRT Jabodebek Mahal, Adhi Karya: Cost Memang Selalu Jadi Isu

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

JK Sebut LRT Jabodebek Mahal,  Adhi Karya: Cost Memang Selalu Jadi Isu

Pantau.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengkritik mahalnya pembangunan proyek infrastruktur proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) yang menghubungkan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek). 

JK menilai pembangunan LRT Jabodetabek tak efisien karena justru dibangun secara melayang (elevated) dan terletak disamping jalan tol. Menurutnya, semestinya dibangun secara terpisah.

Terkait hal tersebut, Direktur Operasional II PT Adhi Karya (Tbk), Pundjung Setya Brata menjelaskan proyek LRT Jabodebek sudah dikaji secara komperhensif. Sebagai kontraktor yang bertanggung jawab atas proyek ini pihaknya menilai, permasalahan cost memang selalu menjadi isu. Ia meminta agar membandingkan biaya konstruksi ini dengan negara-negara lainnya. 

Baca juga: Harga Tiket Domestik Selangit, Warga Aceh Pilih Transit ke Malaysia

"Kalau masalah cost memang selalu menjadi isu, kita ingat saat pembangunan MRT tahun 2012 ada debat saya hanya ingin mengingatkan isu ini masih sering terjadi, sehingga perlu penjelasan jelas, bahwa dalam melihat cost kita bisa lihat pembangunan di negara lain, beberapa tahun lalu juga ada beberapa polemik itu," ujarnya saat pemaparan di Pabrik Precast LRT Pancoran, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (14/1/2019). 

Lebih lanjut kata dia, terkait biaya konstruksi sudah diperhitungkan sejak awal. Mulaibfari teknologi, jumlah kereta hingga perbandingan dengan beberapa negara lain. 

"Survey ke beberapa negara dalam membandingkan cost harus hati-hati, kemudian teknologi yg dipakainya apa, jumlah kereta berapa karena memepengaruhi banyak hal, (seperti) jumlah invetasi lebih mahal, power yang disediakan juga lebih besar," katanya.

Baca juga: Piknik ke Singapura dan Vietnam, Aplikasi Gojek Bisa Langsung Dipakai?

Selain itu, berbeda dengan pembangunan jalan tol, pembangunan LRT juga harus membangun sistem dan depo untuk maintenance, sehingga biaya Rp500 miliar yang disebut-sebut mahal sudah memperhitungkan pembangunan depo. 

"Berbeda dengan jalan tol, kita bukan hanya membangun jalan tapi juga membangun sistem juga membangun workshop untuk menyimpan perbaikan maintenance, depo untuk LRT Jabodebek ini 12 hektare, Depo juga ada costnya, ini yang Rp500 milliar termasuk biaya Depo tadi," katanya. 

Selain itu kata dia, mempertimbangkan kerugian akibat kemacetan nilainya bahkan diprediksi mencapai Rp67-100 triliun, transportasi masal sejenisnya LRT dinilai menjadi salah satu solusinya.

"Kita ingin LRT ini segera bisa beroperasi, dan disebut tadi ada kerugian akibat kemacetan Rp67-100 triliun pertahun kita pahami dengan menyediakan transportasi masal," katanya. 

Baca juga: Ivanka Trump Calon Kuat Jabat Presiden Bank Dunia Gantikan Kim

Untuk diketahui, pihaknya mencatat, segi pembiayaan, LRT Jabodebek lebih murah dibandingkan dengan LRT yang dibangun di negara lainnya. Untuk LRT Jabodebek biayanya adalah sebesar Rp673 miliar/km sudah termasuk prasarana dan sarananya.

Sebagai perbandingan untuk pembangunan LRT Manila di Filipina sebesar Rp904 miliar/km, LRT Kelana Jaya di Malaysia sebesar Rp807 miliar/km, LRT Lahore di Pakistan Rp797 miliar/km dan LRT Dubai di Uni Emirat Arab Rp1,026 miliar/km, LRT Calgary di Kanada sebesar Rp2,197 miliar/km dan LRT Houston di Amerika Serikat sebesar Rp688 mlliar/km.

Selain itu, yang membuat biaya pembangunan LRT Jabodebek lebih murag adalah karena pemggunaan tingkat komponen dalam negeri yang cukup besar selama proses penyelsaian pembangunan LRT Jabodebek.

Penulis :
Nani Suherni