Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Kepala Asosiasi Buddha Dipecat Usai Terciduk Paksa Biarawati Berhubungan Intim

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Kepala Asosiasi Buddha Dipecat Usai Terciduk Paksa Biarawati Berhubungan Intim

Pantau.com - Kepala Asosiasi Buddha Pemerintah China, Xuecheng berhenti dari jabatannya di tengah penyelidikan atas tuduhan pemaksaan terhadap biarawati untuk berhubungan seks. 

Ia adalah seorang anggota Partai Komunis dan kepala biara dari Biara Longquan Beijing. Xuecheng juga salah satu tokoh paling terkemuka di daratan China.

"Dewan itu menyetujui pengunduran diri Xuecheng sebagai presiden Asosiasi Buddha China," kata pernyataan yang diposting Rabu di situs asosiasi.

Mengutip AFP, Kamis (16/8/2018), dalam laporan 95 halaman yang beredar, dua biksu menuduh Xuecheng mengirim pesan teks seks kepada enam wanita. DAlam pesan itu, sang biksu memberikan rayuan serta paksaan untuk berhubungan. 

Baca juga: Lira Terjun Bebas, Turki Tetap Keukeuh Tolak Bebaskan Pastor AS Andrew Brunson

Otoritas agama top China langsung melakukan penyelidikan setelah berita itu menjadi viral.

Pernyataan yang sama juga diposting oleh Administrasi Negara untuk Urusan Agama, badan pemerintah yang mengawasi kelompok-kelompok agama.

Dalam laporan mereka, dua biarawan, yang bukan lagi anggota biara, mengatakan empat wanita setidaknya tak bisa berbuat apa-apa soal ancaman Xuecheng.

Salah satu penulis mengatakan di media sosial bahwa ia terpaksa berbicara setelah para korban diabaikan oleh pihak berwenang yang mengatakan mereka tidak dapat menyelidiki masalah tersebut. Laporan dan posting tentang itu telah dihapus atau disensor di media sosial.

Baca juga: Pelaku Teror di Gedung Parlemen Inggris Bernama Salih Khater

Tidak ada definisi hukum pelecehan seksual di Tiongkok dan tidak ada peraturan nasional tentang cara menangani kasus-kasus kekerasan seksual di sekolah dan tempat kerja.

Gerakan #MeToo di China awal tahun ini dengan lebih banyak perempuan mulai membuka diri tentang serangan seksual, terutama di kampus-kampus universitas.

Tidak seperti di Barat, di mana #MeToo telah memaksa pengunduran diri dan memicu debat publik yang luas, pihak berwenang di China telah berusaha untuk mengendalikan diskusi, terkadang mengizinkan dan pada waktu lain menyensor komentar media sosial.

Penulis :
Widji Ananta