
Pantau.com - Polisi Swedia telah mengerahkan pasukan darat, laut dan udara mereka untuk menangkap dua orang yang mencuri mahkota kerajaan abad ke-17 dan bola dari sebuah gereja di siang hari bolong.
Mengutip RussiaToday, Rabu (1/8/2018), mahkota milik dua anggota keluarga kerajaan Swedia abad ke-17 - Raja Karl (Charles) IX dan Ratu Kristina (Christina) dicuri oleh dua pelaku di wilayah tenggara negara itu.
Para perampok juga mengambil bola kerajaan, simbol tradisional kekuasaan monarki yang diatasi dengan sebuah salib. Polisi mengatakan, regalia yang dicuri adalah "objek yang tak ternilai dari kepentingan nasional" dan tidak dapat diberi label harga.
Baca juga: Terungkap! Inggris Pernah Selamatkan Pelaku Serangan Bom Bunuh Diri di Konser Ariana Grande
Mahkota kerajaan abad ke-17 dan bola kepercayaan. (Foto: Polisi Swedia)
Setelah mengambil harta nasional, para pelaku segera melompat ke sebuah perahu motor kecil. Saat ini mereka masih dalam pengejaran.
Ratu Kristina, yang memerintah Swedia dari 1632-1654, dan Karl IX, Raja Swedia pada 1604-1611, dimakamkan dengan mengenakan mahkota yang dicuri sekarang, tetapi regalia itu kemudian dipamerkan untuk para pengunjung gereja.
Polisi telah meminta kepada publik untuk informasi apa pun yang dapat menyebabkan penangkapan pria. Sejauh ini, pengejaran telah sia-sia, dengan juru bicara polisi Thomas Agnevik mengakui bahwa itu 1-0 untuk mereka sekarang.
Baca juga: 'Hot Water Challenge' Incar Korban Jiwa
Bahkan tidak ada deskripsi definitif tentang apa yang disebut "perahu motor kecil dan terbuka" pencuri, yang dicari oleh polisi. "Kami memiliki beberapa informasi berbeda tentang bagaimana tepatnya kapal itu terlihat. Kami sekarang memeriksa semua kiat yang kami terima," kata Agnevik, sebagaimana dikutip oleh media setempat.
Polisi percaya bahwa para pelaku mungkin telah meninggalkan perahu motor, dipindahkan ke mobil, dan entah akan ke barat, atau ke timur menuju ibukota Stockholm.
Karena tidak jelas jalan apa yang bisa diambil para tersangka, polisi berusaha untuk menutup semua rute pelarian. "Kami menyebar ke segala arah," kata Agnevik.
- Penulis :
- Widji Ananta










