
Pantau.com - Sebuah desa yang dianggap mengusung teori konservatif di Indonesia tengah berupaya meleenyapkan internet nirkabel.
Pasalnya, anak-anak dan remaja di wilayah itu tertangkap basah mengakses situs-situs porno daripada saat menghadiri kelas eks
Baca juga: Mengintip Lampu Lalu Lintas Bergambar Pasangan Sesama Jenis di Canberra
Melansir Sputnik, Selasa (27/11/2018), desa Curee Baroh di provinsi Aceh, yang terletak di ujung barat laut Pulau Sumatera itu menuntut belasan warung internet (warnet) untuk segera menutup usahanya.
Sebelumnya, desa yang terletak di Bureun itu juga menjadi sorotan lantaran memberikan hukuman cambuk kepada penyakit seks homoseksual. Tak hanya itu, hukuman itu juga diberikan kepada penjudi, dan peminum minuman keras.
Awal tahun ini, wilayah itu juga memberlakukan aturan yang melarang pria dan wanita pergi bersama, kecuali sepasang suami istri.
Seperti dalam hukum syariah, hukum kanonik Islam, yang melarang khalwat (menampilkan kasih sayang antara orang yang belum menikah).
"Ada kekhawatiran yang berkembang tentang akses WiFi. Kami memiliki enam kafe di desa, dan semakin sulit bagi orang tua dan guru untuk mengendalikan anak-anak," ujar kepala desa Helmiadi Mukhtaruddin.
Baca juga: Sebanyak 145 Ekor Paus Pilot Terdampar di Pulau Terpencil Selandia Baru
"Di masa lalu, anak-anak akan membaca Alquran setelah doa malam, tetapi karena WiFi telah tersedia, mereka nongkrong di warnet," kata Helmiadi kepada AFP.
"Mereka mengakses gambar porno dan situs lain, yang sangat merusak moral mereka," tambahnya.
Selain itu, pemilik warnet yang tidak mematuhi peraturan baru akan dihukum. Bentuk hukuman sendiri akan diberikan pada jumat pekan ini.
- Penulis :
- Widji Ananta