Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Minyak Sawit RI Disulap Jadi Energi Terbarukan, Eropa Panik!

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Minyak Sawit RI Disulap Jadi Energi Terbarukan, Eropa Panik!

Pantau.com - Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis, Institut Teknologi Bandung (TRKK-ITB), telah berhasil mengembangkan katalis perengkahan (cracking) minyak sawit menjadi enegi terbarukan berbasis nabati. 

Akademisi Reaksi Kimia dan Katalisis Institut Teknologi Bandung (ITB), IGB Ngurah Makertihartha mengungkapkan upaya ini dinilai telah membuat Eropa panik sebab sawit Indonesia dinilai dapat dikembangkan sebagai sumber energi terbarukan.

"Cara yang paling efisien dan cepat untuk memetik sawit yang ada dijadikan energi, baru dikoar-koar gitu saja bahwa sawit Indonesia akan diserap oleh Pertamina dan ITB sebagai energi, mereka panik karena ternyata sawit di Indonesia diserap," ujarnya saat ditemui di ITB, Kota Bandung, Selasa (30/4/2019).

Baca juga: Mengenal Katalis Merah Putih, Berlian Bagi Industri Minyak RI

"Ternyata enggak semua orang Eropa itu membanned sawit 100 persen, selalu ada konflik kepentingan," imbuhnya.

Ditambah lagi kata dia, saat ini Indonesia adalah penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Produksi PO (Palm Oil) Indonesia saat ini adalah 46 juta ton per tahun, dan produksi PKO (Palm Kernel Oil) sebesar 3 juta ton per tahun.

"Impact paling besar bahwa sawit Indonesia sudah mulai dibanned dimana-mana Eropa mulai menolak minyak sawit di Eropa, sehingga ketersediaan minyak sawit dalam negeri itu melimpah dan itu harus diserap oleh masyarakat," paparnya.

Baca juga: Warga AS Lebih Banyak Menghabiskan Uang untuk Mobil dan Kesehatan

Ia juga mengungkapkan, bahwa inovasi bahan bakar nabati yang berasal dari minyak sawit ini bahkan telah dilakukan oleh Eropa di Singapura dengan bahan baku sawit dari Indonesia.

"Pabrik untuk menghasilkan drop in diesel di Singapura punyanya Eropa, tapi dia buat pabrik di Singapura dibawa sawit ke Singapura dijual di Eropa dan Singapura. Kenapa kita tidak lakukan juga?" Terangnya.

Lebih lanjut kata dia, jika industri ini dikembangkan harga sawit rakyat juga dapat meningkat karena bisa diserap untuk sektor energi.

"Impact-nya apa? industri bisa jadi buffer, harga sawit rakyat turun ambil saja untuk energi, habis itu sawit rakyat harganya naik lagi," pungkasnya. 

rn
Penulis :
Nani Suherni