
Pantau.com - Masjid Al Noor yang menjadi saksi bisu tragedi mematikan pekan lalu saat ini tengah dilakukan perbaikan sebelum ibadah Shalat Jumat, 22 Maret 2019, bersama dengan pemakaman para korban penembakan di dua masjid di Selandia Baru.
Perdana Menteri Jacinda Ardern telah mengumumkan azan saat Shalat Jumat akan disiarkan secara nasional dan akan memberikan waktu selama dua menit untuk memperingati tragedi itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (22/3/2019).
Polisi dengan senjata lengkap menjaga sekitar masjid di Selandia baru usai penembakan massal yang menewaskan 50 orang di dua masjid di Kota Christchurch.
Baca juga: Masjid Australia Beri Kursus Bela Diri Gratis Pasca Teror Christchurch
"Kami memberikan pengamanan yang tinggi untuk memberikan jaminan kepada orang-orang yang menjalani ibadah Salat Jumat," kata kepolisian dalam sebuah pernyataan, Kamis 21 Maret 2019.
"Polisi telah bekerja tanpa henti, melakukan segala sesuatu untuk mengumpulkan semua bukti yang sesuai dengan peristiwa yang terjadi sehingga kita bisa memastikan orang-orang bisa kembali ke masjid secepat mungkin," tambahnya.
Dua masjid yang menjadi sasaran penyerangan, Al Noor dan Linwood, direncanakan akan dibuka kembali. Ribuan orang diperkirakan akan mendatangi Masjid Al Noor, di mana sebagian banyak korban penembakan gugur di masjid itu.
Baca juga: Australia Kurangi Imigran Tahunan, Imbas Tragedi Christchurch?
Kebanyakan korban atas serangan itu merupakan pekerja migran atau pengungsi dari negara seperti Pakistan, India, Malaysia, Indonesia, Turki, Somalia, Afghanistan, dan Bangladesh.
Brenton Tarrant (28), diduga sebagai supremasi kulit putih yang tinggal di Dunedin, Pulau Selatan di Selandia Baru, telah didakwa dengan pembunuhan usai serangan terjadi.
Korban pertama atas serangan itu telah dilakukan pada Rabu (20 Maret 2019). Keluarga korban khawatir oleh penundaan pemakaman, yang dalam Islam pemakan dilakukan dalam waktu 24 jam setelah kematian. Pemakaman massal dijadwalkan akan diadakan pada Jumat.
- Penulis :
- Noor Pratiwi