
Pantau.com - Pergerakan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora semakin terdesak. Sebab, strategi membagi dua kelompoknya tak membuahkan hasil usai Satgas Tinombala berhasil menewaskan tiga anggota kelompok teroris itu pada Kamis lalu, 21 Maret 2019.
Karo Penmas DivHumas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan strategi kelompok MIT yang digunakan yakni membagi kelompoknya menjadi dua dan bergerak saling berlawanan arah.
"Kelompok mereka ini sudah terpecah menjadi dua kelompok, satu kelompok masing-masing enam orang," ucap Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/3/2019).
Baca juga: Kelompok Pecahan Ali Kalora Ancam Warga dan Minta Perbekalan
Kelompok pertama dipimpin langsung oleh Ali Kalora. Sedangkan, kelompok lainnya dipimpin oleh Qatar alias Farel.
Kedua kelompok itu memutuskan turun dari area pegunungan yang berada di Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Namun, saat disinggung mengenai tujuan dari kedua kelompok itu, Dedi tak menjelaskan secara merinci.
"Mendapat informasi dari intelijen bahwa di sekitar Pegunungan Salu Marate, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu mendapat informasi bahwa kelompok mereka mulai turun gunung," kata Dedi.
Baca juga: Polisi: Cairan Kimia yang Diminum Khodijah, Pembersih Lantai
Dengan telah gugurnya tiga anggota kelompok MIT lantaran tertembak pada saat baku tembak, saat ini kelompok teroris yang diketuai Ali Kalora hanya tersisa 7 orang dan hanya dipersenjatai beberapa senjata api.
"Tinggal tujuh (anggota Ali Kalora). Semoga dalam waktu dekat ini semuanya berhasil diamankan," kata Dedi
"Tinggal satu laras panjng, dua senpi laras pendek," tambahnya.
- Penulis :
- Adryan N