
Pantau.com - Pemerintah Inggris menghabiskan sekitar 96.700 pound atau sekitar USD122.000 dalam seminggu untuk mempromosikan perjanjian Brexit di Facebook.
Jumlah iklan tersebut ditempatkan selama periode 2 Desember hingga 8 Desember dalam mengantisipasi suara 'miring' pada kesepakatan di parlemen yang awalnya dijadwalkan pada hari ini.
Baca juga: Kata Mahkamah Eropa Soal Kelanjutan Brexit
Melansir Sputnik, Selasa (11/12/2018), Kantor Perdana Menteri Theresa May juga dilaporkan membayar iklan di Instagram.
Iklan yang diunggah di jaringan sosial tersebut menjelaskan nilai kesepakatan untuk warga negara, serta isu-isu imigrasi dan pekerjaan. Selain itu, dalam iklan juga disebutkan manfaat dari kesepakatan untuk Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.
Rancangan persetujuan Brexit, telah disetujui oleh pemerintah Inggris dan Brussels pada bulan November lalu. Rancangan tersebut telah menghadapi banyak kritik dari oposisi Inggris dan partai yang berkuasa, dengan beberapa anggota kabinet telah mengundurkan diri atas peselisihan dengan kesepakatan.
Baca juga: Soal Brexit, Inggris Akhirnya Beri Ultimatum Uni Eropa
Menurut kritikus, 'backstop' merupakan ketentuan kesepakatan, yanh dimaksudkan untuk mencegah kekerasan di perbatasan Irlandia Utara, yang membatasi kemampuan Inggris untuk sepenuhnya keluar dari Bea Cukai Uni Eropa. Tentunya, dengan kerangka peraturan yang mencegah melakukan penarikan sepihak.
Suara untuk dokumen dalam Parlemen Britania tersebut dijadwalkan pada Selasa malam, namun setelah tiga hari perdebatan, Theresa may membuat pernyataan di mana ia mengakui bahwa perjanjian tersebut akan ditolak oleh mayoritas deputi, dan di tunda pemungutan suaranya.
- Penulis :
- Noor Pratiwi