
Pantau.com - Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin memenangi Pemilu Presiden 2019 berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count sembilan lembaga.
Terkait hal tersebut, pengamat ekonomi mengingatkan ada beberapa sentimen yang harus diwaspadai hingga pelaksanakan pelantikan secara resmi Oktober mendatang.
Pengamat Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan sentimen yang dihadapi berasal dari luar maupun dalam nergeri.
Untuk sentimen dalam negeri kata dia, Pemerintah harus mewaspadai harga minyak dunia yang mengalami kenaikkan. Sebab kata dia, hal ini kan mempengaruhi harga BBM dalam negeri.
"Dalam negeri, yang harus diwaspadai adalah imbas dari kenaikkan harga minyak dunia sekarang ini harga minyak dunia sudah tembus diatas USD70 perbarel untuk jenis brent," katanya.
Baca juga: Habis Ratusan Miliar di Pilpres, Saham Sandiaga Juga Anjlok 8 Persen
"Implikasinya, bisa jadi menaikkan harga BBM untuk yang jenis subsidi, seperti yang terjadi di 2014 waktu Jokowi memangkas subsidi harga BBM dan listrik naik," imbuhnya.
Pasalnya kata dia, jika kenaikkan terjadi maka inflasi dan daya beli menjadi taruhannya.
"Bisa jadi hal yang sama terjadi, itu yang harus diwaspadai karena berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat," tuturnya.
Selain itu, untuk kinerja ekspor dan investasi dalam negeri diprediksi masih sulit meningkat dalam jangka pendek.
"Dalam jangka pendek ini akan berat meningkatkan kinerja investasi dan ekspor, masih butuh waktu," ungkapnya.
Kemudian juga sentimen yang harus diwaspadai sebelum pelantikan resmi yakni adanya spekulasi pasar mengenai menteri-menteri ekonomi yang menjabat di kabinet Jokowi-Ma'ruf.
"Kan bulan Oktober ada pelantikan kabinet ya maka disitu volatilitas nya akan tinggi sekali bahkan lebih tinggi daripada bulan April ini usai pilpres, karena di bulan Oktober itu dikhawatirkan pelaku pasar akan berspekulasi siapa yang akan menjadi menterinya," katanya.
Baca juga: Waduh! Tak Cuma Sandi, Saham Mahaka Milik Erick Thohir (Juga) Nyungsep
Menurutnya, jika menteri-menteri yang menjabat merupakan titipan partai politik dikhawatirkan memberikan keraguan kepada para investor.
"(Harapannya) menteri ekonomi-khususnya, adalah profesional dan kredibel, karena kalau (salah satu) menterinya yang tadinya menjadi menteri keuangan terbaik di dunia tiba-tiba sekarang orangnya berubah profesionalitas nya di ragukan ini bahaya juga," katanya.
"Maka saya kira proporsi dan komposisi kabinet dari Pak Jokowi nantinya akan sangat berpengaruh terhadap pasar stabilitas nilai tukar rupiah juga," imbuhnya.
- Penulis :
- Nani Suherni