
Pantau.com - Departemen Luar Negeri Australia (DFAT) tengah memberikan bantuan konsuler kepada keluarga dari seorang mahasiswa asal Perth Alex Sigley yang dilaporkan hilang dan ditahan di Korea Utara. Alex Sigley (29) melanjutkan pendidikan S2 di bidang kesusasteraan Korea di Universitas Kim Il-sung di Pyongyang tahun lalu.
Melansir ABC News, Jumat (28/6/2019), dia diperkirakan satu-satunya warga Australia yang tinggal di Korea Utara. Laporan yang didapat ABC mengatakan, teman-teman Sigley melaporkannya hilang minggu lalu.
Dalam pernyataannya, DFAT mengatakan 'sedang mencari kejelasan' mengenai situasi yang dialami Sigley. DFAT belum bisa mengukuhkan apakah Sigley ditahan namun beberapa media internasional sudah melaporkan Alex ditahan.
Australia tidak memiliki kedutaan di Korea Utara, dan bantuan konsuler dilakukan oleh kedutaan dari negara lain yang ada di Pyongyang.
Baca juga: AS Beri Sanksi (Lagi), Korea Utara: Kami Tak Akan Mengemis!
Alex Sigley lahir di Perth dan menyelesaikan pendidikan S1 di Australian National University di Canberra sebelum ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan. Dia adalah pendiri biro perjalanan, Tongil Tours, yang berbasis di Australia yang khusus mengatur perjalanan wisata ke Korea Utara sejak tahun 2013.
Selama ini aktif di media sosial, Alex Sigley tidak lagi mengupdate dan memuat postingan di akun Twitter dan Facebooknya selama beberapa hari.
Awal tahun ini, Alex menulis mengenai pengalaman pribadinya tinggal di Korea Utara untuk penerbitan di Inggris The Guardian, dengan menggambarkan negara itu "sedang mengalami transisi" dengan adanya konsumen yang mulai menikmati makan di luar, smartphone, dan fesyen.
Dia mengatakan tertarik dengan Korea Utara setelah belajar bersama dengan mahasiswa Korea Utara di China.
Dalam wawancara dengan jaringan televisi Sky News bulan Desember tahun lalu, Sigley mengatakan dia tahu adanya kasus-kasus yang melibatkan warga asing di Korea Utara termasuk kematian mahasiswa asal Amerika Serikat Otto Warmbier yang disiksa di tahanan dan kemudian meninggal setelah dibebaskan.
Baca juga: Kim Jong Un Tidak Siap untuk Denuklirisasi
Sigley mengatakan dia tidak khawatir bahwa dirinya dipantau oleh Pemerintah Korea Utara.
"Saya sudah membaca seluruh kasus ini dengan rinci dan adalah bagian dari kerja saya sebagai pemandu wisata untuk memahami budaya di sana," katanya kepada Sky News.
"Saya tidak pernah merasa terancam dan selama setahun terakhir adalah masa pendekatan yang lebih erat."
Alex Sigley menikah di Pyongyang dengan seorang wanita yang lahir di Jepang Yuka Morinaga tahun lalu, namun diduga bahwa istrinya tidak tinggal di Korea Utara. Ayahnya Gary Sigley adalah seorang akademisi dengan keahlian studi Asia dan pernah bekerja di University of Western Australia dan banyak menulis mengenai China.
- Penulis :
- Noor Pratiwi