
Pantau.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut isu agama akan sulit untuk digunakan untuk menyerang capres Joko Widodo di Pilpres 2019. Hal itu karena Jokowi dinilai bukan sebagai musuh bersama umat islam.
"Kalau kita lihat karena Pak Jokowi bukan common enemy agak sulit untuk menyerang Pak Jokowi dari sisi itu," kata peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby di kantornya, Jakarta Timur.
Baca juga: KPU Tetapkan Jadwal Debat Pilpres 2019, Catat Tanggalnya!
Adjie menyebut, berdasarkan survei LSI Denny JA, sebanyak 74,6 persen menyatakan bahwa gerakan reuni 212 juga tidak bisa digunakan untuk menjadikan Jokowi sebagai common enemy pemilih muslim. Hanya sebesar 14,5 persen pemilih yang menyatakan reuni 212 bisa digunakan untuk menjadikan Jokowi sebagai common enemy pemilih muslim.
Peran Ma'ruf Amin sebagai cawapres Jokowi juga dinilai mampu menjadi jangkar Jokowi untuk pemilih muslim. Menurut Adjie, pemerintahan Jokowi yang diserang isu tak ramah terhadap Islam bisa diimbangi dengan kehadiran sosok Ma'ruf Amin yang merupakan ketua umum MUI dan ulama NU.
"Survei LSI Denny JA menunjukkan bahwa sebesar 65,8 persen pemilih menyatakan simbol Islam tidak bisa digunakan untuk menggerus dukungan Islam ke Jokowi karena cawapresnya adalah seorang pimpinan ulama. Hanya 17,4 persen publik yang menyatakan bahwa simbol Islam bisa mengurus dukungan pemilih terhadap Jokowi," ucapnya.
Baca juga: Survei LSI Denny JA: Reuni 212 Tak Pengaruhi Elektabilitas Capres-Cawapres
Adjie mengakui memang ada perubahan perilaku pemilih terhadap Pilpres 2019. Namun kegiatan reuni 212 bukan menjadi faktor utama terjadinya perubahan sikap tersebut.
"Kalau kita melihat faktor paling dominan karena kepuasan terhadap kinerja Pak Jokowi. Angkanya cukup besar mencapai 72,1 persen itu mampu dikonversi menjadi elektabilitas," kata Adji.
- Penulis :
- Adryan N