Pantau.com - Presiden AS Donald Trump telah membuat kebijakan besar pertama yang berkaitan dengan tahanan di penjara militer di Guantanamo Bay, Kuba. Tahanan tersebut dipindahkan ke Arab Saudi.
Seorang anggota al-Qaida yang mengaku bersalah pada tahun 2014, Ahmed al-Darbi, 43, tahanan itu dijemput oleh pesawat pemerintah Saudi. Ia dibawa ke pusat penahanan kerajaan di mana ia akan menyelesaikan sisa hukumannya selama 13 tahun penjara hingga 2027.
Pemindahan Al-Darbi sendir mengurangi jumlah total tahanan Guantanamo menjadi 40. Sebelumnya turun dari total sekitar 780 orang tahanan sejak awal perang di Afghanistan pada tahun 2002. Sejauh ini, tidak ada tahanan baru yang tiba di Guantanamo.
Baca juga: Badai Dahsyat Terjang India, 100 Orang Meregang Nyawa
Tetapi pemerintahan Trump telah mengikuti kecenderungan ideologis presiden dan secara dramatis memperlambat prosedur yang berkaitan dengan hak-hak sipil dari narapidana yang ada, dan juga telah menutup Kantor Obama untuk Penutupan Guantanamo.
Menteri Pertahanan AS James Mattis, menyerahkan kebijakan tersebut pada hari Rabu 2 April 2018. Ia mengatakan bahwa hal itu dilakukan untuk mengurangi ancaman keamanan terhadap Amerika Serikat.
Baca juga: Tiga Warga AS Dibebaskan Korea Utara, Trump Cek Kebenaran
Pada bulan Januari, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menginstruksikan Pentagon agar menjaga kamp penjara tetap terbuka dalam 90 hari.
Mattis mengatakan, kendati belum dipublikasi, laporan tersebut menunjukkan jika kebijakan yang berubah tidak banyak.
- Penulis :
- Widji Ananta
