
Pantau - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina mengakibatkan sejumlah pengguna setia beralih ke SPBU lain, seperti Vivo. Hal ini merupakan dampak dari naiknya harga BBM Pertalite, Solar, hingga Pertamax.
Beberapa pengendara motor dan mobil tampak mengantre di SPBU Vivo di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (3/9/2022). Para pengendara motor juga terlihat semakin bertambah jumlahnya.
Salah satu warga, Faiz (33), menyayangkan kenaikan harga BBM. Faiz kemudian memutuskan untuk beralih ke SPBU lain.
"Ya sangat disayangkan ya naik harganya dan ini cukup mendadak juga naiknya kalau menurut saya. Makannya ini nyoba ke yang lain dulu deh," ujar Faiz.
Faiz menyebut kenaikan harga BBM akan membuat pengeluaran hariannya bertambah. Dia berharap pemerintah mengkaji ulang keputusan itu.
"Yang pasti pengeluaran yang tadinya sekian ya jadi nambah. Belum lagi ada kebutuhan yang lain-lain ya. Saya sih harapannya semoga pemerintah mengkaji mempertimbangkan lagi deh harga naik ini," jelasnya.
Senada dengan Faiz, warga lainnya, Rian (20), juga merasakan hal yang sama. Rian mengaku kecewa atas kenaikan harga BBM.
"Kecewa ada sih. Apalagi saya anak kuliahan kan belum ada pemasukan tapi ini bensin aja naik. Jadi pemasukan dikit eh pengeluarannya nambah," ucapnya.
Kenaikan harga BBM jadi pilihan terakhir
Kenaikan harga BBM di Pertamina yang lebih banyak digunakan kaum ekonomi mampu sebanyak 70 persen dinilai sebagai pilihan terakhir pemerintah.
“Seharusnya uang negara itu diprioritaskan untuk memberi subsidi kepada masyarakat yang tidak mampu. Dan saat ini pemerintah harus membuat keputusan di waktu yang sulit,” ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Dan sebagian subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran. Bantuan langsung tunai (BLT) BBM sebesar Rp12,4 triliun yang diberikan kepada 20,65 juta keluarga yang kurang mampu sebesar Rp150 ribu per bulan dan mulai diberikan bulan September selama 4 bulan,” sambungnya.
Presdien Jokowi mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Kenaikan ini karena anggaran subsidi dan kompensasi meningkat hingga tiga kali lipat.
Dalam pengumuman ini, Jokowi didampingi sejumlah menteri. Di antaranya Menteri ESDM Arifin Tasrif merinci kenaikan harga BBM bersubsidi.
1. Pertalite dari Rp7.650/liter menjadi Rp10.000/liter
2. Solar dari Rp5.150/liter menjadi Rp6.800/liter
3. Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500/liter menjadi Rp14.500/liter
“Ini berlaku pukul 14.30 WIB (hari ini),” kata Arifin.
Beberapa pengendara motor dan mobil tampak mengantre di SPBU Vivo di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (3/9/2022). Para pengendara motor juga terlihat semakin bertambah jumlahnya.
Salah satu warga, Faiz (33), menyayangkan kenaikan harga BBM. Faiz kemudian memutuskan untuk beralih ke SPBU lain.
"Ya sangat disayangkan ya naik harganya dan ini cukup mendadak juga naiknya kalau menurut saya. Makannya ini nyoba ke yang lain dulu deh," ujar Faiz.
Faiz menyebut kenaikan harga BBM akan membuat pengeluaran hariannya bertambah. Dia berharap pemerintah mengkaji ulang keputusan itu.
"Yang pasti pengeluaran yang tadinya sekian ya jadi nambah. Belum lagi ada kebutuhan yang lain-lain ya. Saya sih harapannya semoga pemerintah mengkaji mempertimbangkan lagi deh harga naik ini," jelasnya.
Senada dengan Faiz, warga lainnya, Rian (20), juga merasakan hal yang sama. Rian mengaku kecewa atas kenaikan harga BBM.
"Kecewa ada sih. Apalagi saya anak kuliahan kan belum ada pemasukan tapi ini bensin aja naik. Jadi pemasukan dikit eh pengeluarannya nambah," ucapnya.
Kenaikan harga BBM jadi pilihan terakhir
Kenaikan harga BBM di Pertamina yang lebih banyak digunakan kaum ekonomi mampu sebanyak 70 persen dinilai sebagai pilihan terakhir pemerintah.
“Seharusnya uang negara itu diprioritaskan untuk memberi subsidi kepada masyarakat yang tidak mampu. Dan saat ini pemerintah harus membuat keputusan di waktu yang sulit,” ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Dan sebagian subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran. Bantuan langsung tunai (BLT) BBM sebesar Rp12,4 triliun yang diberikan kepada 20,65 juta keluarga yang kurang mampu sebesar Rp150 ribu per bulan dan mulai diberikan bulan September selama 4 bulan,” sambungnya.
Presdien Jokowi mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Kenaikan ini karena anggaran subsidi dan kompensasi meningkat hingga tiga kali lipat.
Dalam pengumuman ini, Jokowi didampingi sejumlah menteri. Di antaranya Menteri ESDM Arifin Tasrif merinci kenaikan harga BBM bersubsidi.
1. Pertalite dari Rp7.650/liter menjadi Rp10.000/liter
2. Solar dari Rp5.150/liter menjadi Rp6.800/liter
3. Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500/liter menjadi Rp14.500/liter
“Ini berlaku pukul 14.30 WIB (hari ini),” kata Arifin.
- Penulis :
- khaliedmalvino









