
Pantau - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membunyikan bel pembukaan perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2023 pukul 09.00 waktu setempat (UTC+7), Senin (2/1/2023).
“Kita harus bersyukur indeks kita pada tahun 2022 naik 4,1 persen dibandingkan dengan negara-negara lain yang mengalami penurunan yang sangat besar,” kata Presiden usai membuka perdagangan saham tahun ini di Jakarta.
Dia mengatakan, keputusan pemerintah mencabut kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada Jumat (30/12) lalu, karena kondisi pandemi COVID-19 yang terus membaik.
Indikator pandemi COVID-19 Indonesia tidak melampaui ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama 10 bulan terakhir, sesuai penilaian pemerintah, katanya.
“Kami memutuskan mencabut kebijakan PPKM bukan untuk pamer, tapi berdasarkan penilaian kami selama 10 bulan terakhir ini kami sudah mengendalikan COVID-19. Positivity rate dan fatality rate kami semua di bawah ambang batas WHO,” jelas Jokowi.
Presiden kemudian memuji pertumbuhan perdagangan saham Indonesia pada tahun 2022, karena kapitalisasi pasar telah tumbuh menjadi Rp9.499 triliun meskipun krisis global dan ketidakpastian ekonomi terus berlanjut pada tahun itu.
“(2022) adalah tahun di mana ekonomi global, juga ekonomi kita, mengalami cobaan berat. Kita harus hati-hati dan tetap waspada,” tegasnya.
Dia juga memuji demografi investor BEI saat ini, karena 70 persen adalah investor di bawah usia 40 tahun dan 55 persen di bawah usia 30 tahun, menandakan cerahnya prospek Indonesia.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin dibuka lebih rendah sebesar 8,51 poin atau setara dengan 0,12 persen menjadi 6.842,11, sedangkan 45 blue chip atau indeks LQ45 turun sebesar 1,81 poin atau setara dengan 0,19 persen menjadi 935,37.
Apalagi, nilai tukar rupiah naik 78 poin atau 0,5 persen menjadi Rp15.495 per dolar AS dibandingkan Rp15.573 per dolar AS pada penutupan pasar terakhir.
“Kita harus bersyukur indeks kita pada tahun 2022 naik 4,1 persen dibandingkan dengan negara-negara lain yang mengalami penurunan yang sangat besar,” kata Presiden usai membuka perdagangan saham tahun ini di Jakarta.
Dia mengatakan, keputusan pemerintah mencabut kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada Jumat (30/12) lalu, karena kondisi pandemi COVID-19 yang terus membaik.
Indikator pandemi COVID-19 Indonesia tidak melampaui ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama 10 bulan terakhir, sesuai penilaian pemerintah, katanya.
“Kami memutuskan mencabut kebijakan PPKM bukan untuk pamer, tapi berdasarkan penilaian kami selama 10 bulan terakhir ini kami sudah mengendalikan COVID-19. Positivity rate dan fatality rate kami semua di bawah ambang batas WHO,” jelas Jokowi.
Presiden kemudian memuji pertumbuhan perdagangan saham Indonesia pada tahun 2022, karena kapitalisasi pasar telah tumbuh menjadi Rp9.499 triliun meskipun krisis global dan ketidakpastian ekonomi terus berlanjut pada tahun itu.
“(2022) adalah tahun di mana ekonomi global, juga ekonomi kita, mengalami cobaan berat. Kita harus hati-hati dan tetap waspada,” tegasnya.
Dia juga memuji demografi investor BEI saat ini, karena 70 persen adalah investor di bawah usia 40 tahun dan 55 persen di bawah usia 30 tahun, menandakan cerahnya prospek Indonesia.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin dibuka lebih rendah sebesar 8,51 poin atau setara dengan 0,12 persen menjadi 6.842,11, sedangkan 45 blue chip atau indeks LQ45 turun sebesar 1,81 poin atau setara dengan 0,19 persen menjadi 935,37.
Apalagi, nilai tukar rupiah naik 78 poin atau 0,5 persen menjadi Rp15.495 per dolar AS dibandingkan Rp15.573 per dolar AS pada penutupan pasar terakhir.
- Penulis :
- Muhammad Rodhi