Pantau.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali mengalami tekanan. Dilansir dari Bloomberg Dollar Index, Rupiah pada perdagangan spot exchange berada di level Rp14.710 per Dolar AS.
Terkait hal tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan pelemahan rupiah terjadi karena faktor eksternal. Menurutnya pelemahan terjadi karena adanya permasalahan di negara emerging lain yang berimbas pada rupiah.
"Itukan ada permasalahan negara lain, (Argentina)" ujarnya saat ditemui di kantornya, Jl. Lapangan Banteng Timur, Jakarta Pusat, Jumat (31/8/2018).
Baca juga: Tertinggi di Dunia! Bank Sentral Argentina Naikkan Suku Bunga Jadi 60 Persen
Lebih lanjut menurutnya, pelemahan nilai tukar bukan hanya terjadi di Indonesia namun juga di beberapa negara emerging lainnya di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand. Menurutnya kedua negara tersebut bahkan biasanya hampir tidak mengalami tekanan namun dengan kondisi saat ini ternyata turut mengalami tekanan.
"Iya, artinya coba lihat kurs di semua negara di Asia Tenggara. Malaysia sama Thailand kan biasanya hampir hampir enggak ada tertekan, tapi kemarin dia bisa melemah mata uangnya. semua negara," imbuhnya.
Mantan Gubernur Bank Indonesia ini juga mengatakan, negara yang memiliki masalah terkait neraca pembayaran atau current account akan mudah terkena dampak nilai tukar.
"Tapi ya pasti negara yang memang mempunyai masalah yang cukup mendalam dalam soal neraca pembayaran dan sebagainya pasti akan ada saja caranya kemudian terkena," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni
