Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Jadi Pendatang Baru di BEI, Cinema XXI Bakal Buka 140 Layar Bioskop di 2024

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Jadi Pendatang Baru di BEI, Cinema XXI Bakal Buka 140 Layar Bioskop di 2024
Foto: Seremoni pencatatan saham perdana atau PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (Cinema XXI). (Cinema XXI)

Pantau – Setelah resmi melaksanakan hajatan penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk alias Cinema XXI berencana membuka 80 layar bioskop baru di seluruh wilayah Indonesia pada 2023. Untuk tahun depan, perseroan bahkan merencanakan membuka 140 layar baru.

“Kami sudah ada plan untuk 80 layar yang akan buka di tahun ini, dan tahun depan akan buka lagi sekitar 140 layar. Tersebar di banyak kota, jadi tidak spesifik di satu kota, Jawa dan luar Jawa,” ujar Corporate Secretary PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (Cinema XXI) Tri Rudy Anitio kepada awak media di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (2/8/2023).

Untuk membuka sebuah layar, Hans mengestimasikan perseroan membutuhkan modal sebesar 500 miliar dolar Amerika Serikat (AS), yang mana sampai semester I-2023 sudah terealisasi sebanyak 30 layar.

Dengan pembukaan layar baru tersebut, pihaknya menargetkan jumlah penonton dapat meningkat sekitar 25 persen year on year (yoy) pada tahun 2023, dibandingkan sebelumnya sekitar 67 juta penonton pada tahun 2022.

“Dalam segi pendapatan mungkin dengan ada tambahan dari kenaikan harga tiket dan sebagainya, mungkin akan lebih sedikit dari 25 persen,” ujar Tri.

Cinema XXI resmi mencatatkan saham perdana atau IPO di pasar modal Indonesia, dengan meraih dana sebesar Rp2,25 triliun.

Direktur Utama Cinema XXI Hans Gunadi mengatakan perseroan akan menggunakan sekitar 65 persen dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi untuk belanja modal mengembangkan jejaring bioskop, dengan menambah jumlah layar sekitar 10 persen per tahun, sampai dengan lima tahun ke depan, yang tersebar di berbagai lokasi di seluruh Indonesia.

Kemudian, sekitar 15 persen akan digunakan untuk modal kerja, termasuk pembelian barang dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan usaha perseroan, sisanya, sekitar 20 persen untuk pembayaran lebih awal sebagian pokok utang bank perseroan.

Penulis :
Ahmad Munjin