HOME  ⁄  Ekonomi

Mantap! Implementasi BBM Satu Harga Capai 112 Titik

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Mantap! Implementasi BBM Satu Harga Capai 112 Titik

Pantau.com - PT Pertamina Persero terus menggenjot implementasi Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga. Terkait hal tersebut Koordinator BBM Satu Harga PT Pertamina (Persero), Zibali Hisbul Masih megungkapkan sejak 2017 hingga Oktober 2018 telah mencapai 112 titik. 

Implementasi BBM satu harga terkonsentrasi di wilayah 3 T yakni Terdepan, Terluar, Tertinggal. Dijual satu harga di tingkat Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) yakni Premium Rp6.450 perliter dan Solar Rp5.150 perliter.  

"Titik mana yang menjadi prioritas satu harga, Penetapan Percepatan darah tertinggal akhirnya ditetapkan 112 kabupaten/kota," ujarnya dalam diskusi yang digelar di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (30/10/2018).

Baca juga: Menteri Energi Se-ASEAN Apresiasi Pengelolaan Energi Indonesia, Masa Kamu Enggak

Lebih lanjut kata dia, jumlah tersebut merupakan pencapaian sejak 2017 sebanyak 54 titik dan 2018 hingga 30 Oktober sebanyak 58 titik. 

"Sampai 30 Oktober kita ada terealisasi 58 titik," katanya. 

Namun dari jumlah 58 titik baru 21 yang sudah diresmikan. Sedangkan 37 lainnya beluk diresmikan namun sudah mulai beroperasi untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.

"Dari 58 ini pemerintah dalam hal ini BPH Migas juga dan ESDM sudah meresmikan 21, sisanya akan diresmikan juga supaya masyarakat lebih aware, tapi kita juga tetap menyalurkan walaupun belum diresmikan Pemerintah," imbuhnya.

Baca juga: Asyik...Ada Promo Beli 'Bright Gas' Gratis Pertalite di Pertamina Hari Ini!

Namun satu titik di Kabupaten Kulawi, Sigi, Palu terpaksa harus berhenti beroperasi sementara akibat terdampak gempa Palu. Meski tak mengalami dampak yang besar namun akses menuju SPBU masih sulit dilewati. Namun pihaknya memastikan SPBU akan kembali beroperasi jika akses jalan sudah pulih. 

"Ada satu yang terkendala di Sigi karena terdampak gempa palu jadi akses jalan ke Kulawi masih baru dilewati motor jadi akan terhambat,  tapi jika akses terbuka akan aktif kembali," pungkasnya.

Penulis :
Nani Suherni