
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revaluasi memiliki arti penilaian kembali (tentang harga atau nilai mata uang); pemberian nilai baru.
Revaluasi bisa juga diartikan sebagai pendekatan akuntansi untuk menghitung nilai baru suatu hal yang sudah dimiliki.
Dalam perekonomian istilah ini biasa dikaitkan dengan mata uang dan aset.
Jika terkait revaluasi mata uang, revaluasi adalah suatu kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan cara meningkatkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing atau luar negeri.
Tujuan kebijakan adalah untuk melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil.
Lalu, apa yang dimaksud revaluasi aset? Apa penyebab, tujuan dan contohnya? Mari urai satu per satu.
Apa itu Revaluasi Aset?
Kementerian Keuangan dalam laman resminya menjelaskan, revaluasi aset adalah penilaian kembali aset yang dimiliki suatu entitas sehingga mencerminkan nilai aset sekarang.
Revaluasi dapat dilakukan tidak hanya untuk asset, tetapi juga kewajiban dan bentuk kekayaan yang lain. Namun, seringkali revaluasi dikaitkan dengan aset khususnya aset tetap.
Revaluasi dapat mengakibatkan nilai aset menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai tercatatnya.
Penyebab Revaluasi
Ada sejumlah penyebab revaluasi harus dilakukan. Salah satunya karena kebutuhan untuk menyajikan nilai wajar aset yang sesungguhnya dalam laporan keuangan.
Atau adanya perubahan tingkat suku bunga.
Tujuan Revaluasi
Nilai aset akan terus berubah setiap tahunnya. Tujuan revaluasi adalah memperbarui nilai aset jangka panjang sehingga mencerminkan nilai wajar terkini.
Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan revaluasi berulang karena asetnya dianggap tidak lagi mencerminkan nilai yang sebenarnya.
Jika revaluasi diakukan, akan menimbulkan sejumlah manfaat, yakni:
1.Meningkatkan Performa Perusahaan
Perusahaan akan lebih memahami kondisi keuangan terkini perusahaan.
2.Meringankan Beban Pajak
Sejalan dengan penggunaan, pada umumnya aset tetap mengalami penyusutan. Dengan menetapkan nilai barunya, pajaknya akan berkurang.
3. Kepercayaan Pemegang Saham Meningkat
Hal semacam ini amat sangat berguna apabila perusahaan Anda berminat atau bahkan sudah go public lantaran nilai aset memiliki nominal yang realistis.
4. Menarik Minat Investor
Kesadaran untuk melakukan revaluasi aset menunjukkan kedisiplinan dalam mengelola laporan keuangan perusahaan.
Contoh Revaluasi
Sebagai contoh, pada 2014, sebuah perusahaan membeli aset berupa tanah bernilai nominal Rp 1 miliar. Pada 2024, aset ini tentu mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan menjadi Rp 1,5 miliar.
Perusahaan kemudian melakukan revaluasi dengan menambahkan nilai Rp 500 juta atas tanah itu dalam pembukuan 2024.
Peningkatan nilai nominal aset semacam ini memungkinkan perusahaan mengajukan tambahan utang ke bank, sehingga saha bisa tambah berkembang.
- Penulis :
- Ayuningtyas