Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Sejumlah Tantangan Indonesia di Tangan Presiden Prabowo: Pertumbuhan Ekonomi Hingga Tingkat SDM

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Sejumlah Tantangan Indonesia di Tangan Presiden Prabowo: Pertumbuhan Ekonomi Hingga Tingkat SDM
Foto: Ilustrasi perekonomian. (foto: iStock)

Pantau - Rektor Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini menilai,pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menghadapi tantangan besar dalam bidang ekonomi.

Didik menyebutkan, hasil survei BPS dan penelitian dari Universitas Indonesia yang menunjukkan penurunan kelas menengah. Hal ini mengindikasikan melemahnya konsumsi sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi.

"Dengan menurunnya kelas menengah, kekuatan konsumsi juga melemah. Ini menjadi tantangan besar bagi Presiden Prabowo, yang telah berjanji untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%," kata Didik dalam keterangan persnya, Selasa (22/10/2024).

Menurut Didik, pemerintahan Prabowo perlu mengadopsi strategi ekonomi seperti era 1980-an yang fokus pada industri yang bersaing di pasar internasional. 

Ia menekankan, pentingnya investasi berkualitas untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi. Selama satu dekade terakhir, pertumbuhan ekonomi stagnan, dengan lapangan kerja yang terbatas.

Didik juga mengkritik rendahnya rasio pajak di era Jokowi, yang turun dari 12% di masa SBY menjadi sekitar 8-9%. Ia menyebut ini sebagai salah satu hambatan pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Ada Dewan Ekonomi Nasional di Bawah Komando Luhut, Apa Saja Tugasnya?

Selain itu, masalah pengangguran terselubung masih besar, di mana rata-rata pekerja hanya bekerja 20 jam per minggu.

Didik membandingkan kinerja SBY dan Jokowi, terutama dalam menurunkan pengangguran terbuka dan kemiskinan. 

Pada masa awal SBY, pengangguran mencapai 12%, namun turun menjadi 5,94% pada akhir jabatannya. Di masa Jokowi, pengangguran turun dari 6,18% menjadi 4,92% pada 2024.

"Walaupun Jokowi berhasil menurunkan tingkat pengangguran, SBY menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam hal pengentasan kemiskinan dan pengangguran," ujarnya.

Didik menilai, masalah utama Indonesia adalah rendahnya kualitas SDM dan teknologi, yang menyebabkan Indonesia tertinggal dari Vietnam. 

"Indeks PISA yang rendah menunjukkan bahwa sektor pendidikan Indonesia tidak mengalami perbaikan signifikan dalam 5-10 tahun terakhir," pungkasnya.

Penulis :
Aditya Andreas

Terpopuler