Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kebocoran Subsidi BBM dan Listrik Capai Rp 100 Triliun, Bahlil Siapkan Skema Baru

Oleh Muhammad Rodhi
SHARE   :

Kebocoran Subsidi BBM dan Listrik Capai Rp 100 Triliun, Bahlil Siapkan Skema Baru
Foto: Suasana rapat koordinasi terbatas bersama Kemenko Perekonomian di Hotel Four Seasons Jakarta, Minggu (3/11/2024). IG Perekonomian RI

Pantau - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa kebocoran subsidi energi di Indonesia mencapai angka fantastis, sekitar Rp 100 triliun. Kebocoran ini terjadi akibat penyaluran subsidi yang tidak tepat sasaran, terutama pada subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik. Angka ini terungkap dalam laporan dari PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), dan BPH Migas.

Dalam upaya memperbaiki situasi, Bahlil, yang kini juga menjabat sebagai ketua tim khusus pembahas subsidi, mengatakan bahwa Kementerian ESDM sedang merancang skema subsidi baru. "Kurang lebih sekitar 20-30% subsidi BBM dan listrik itu berpotensi tidak tepat sasaran, dan itu gede angkanya, kurang lebih Rp 100 triliun-lah," ungkap Bahlil dalam konferensi pers usai rapat koordinasi terbatas bersama Kemenko Perekonomian di Hotel Four Seasons Jakarta, Minggu (3/11/2024).

Baca juga: OJK Sebut Utang Paylater Warga RI Capai Rp28,05 Triliun

Bahlil menjelaskan bahwa anggaran subsidi dan kompensasi tahun ini mencapai Rp 435 triliun, dengan alokasi sebesar Rp 83 triliun khusus untuk LPG. Namun, realisasi di lapangan menunjukkan bahwa sebagian subsidi tersebut dinikmati oleh pihak-pihak yang sebenarnya tidak berhak. “Tujuan subsidi itu kan diberikan kepada warga negara yang berhak untuk menerima subsidi,” tegas Bahlil.

Arahan dari Presiden Prabowo Subianto memberikan mandat untuk menyiapkan skema baru yang lebih efisien dan tepat sasaran. Salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan adalah pemberian subsidi dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Skema ini bertujuan untuk langsung menyasar masyarakat yang membutuhkan, sehingga subsidi dapat lebih efektif.

Bahlil juga menyatakan bahwa tim khusus hanya memiliki waktu dua minggu untuk menyusun dan melaporkan rencana skema subsidi baru ini kepada Presiden. "Ada bagian yang memang kita langsung ke rakyat, dan ada bagian yang masih subsidi seperti sekarang. Jadi kita lagi tunggu saja, 2 minggu dikasih waktu oleh Bapak Presiden, jadi 2 minggu ini akan kami selesaikan," ujarnya.

Skema subsidi baru ini diharapkan dapat menutup celah kebocoran anggaran dan memastikan bahwa bantuan energi diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.

Penulis :
Muhammad Rodhi
Editor :
Muhammad Rodhi