
Pantau - Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, mengungkapkan bahwa layanan keuangan buy now, pay later (BNPL) atau paylater kini semakin diminati sebagai alternatif pembiayaan di tengah melemahnya daya beli masyarakat. Layanan ini diharapkan dapat mendongkrak konsumsi dan membantu masyarakat yang kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
"Ketika daya beli menurun namun kebutuhan tetap ada, masyarakat akan mencari cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dan layanan paylater bisa menjadi pilihan," ujar Nailul dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Nailul menjelaskan bahwa paylater memiliki tiga peran utama dalam perekonomian saat ini. Pertama, layanan ini memberikan solusi bagi masyarakat yang terhambat oleh keterbatasan akses keuangan, khususnya bagi mereka yang belum terjangkau layanan perbankan (underbanked). Kedua, sistem cicilan yang fleksibel membantu mereka yang membutuhkan dana untuk kebutuhan sehari-hari. Ketiga, paylater berperan dalam memperluas inklusi keuangan, memungkinkan lebih banyak orang untuk mengakses layanan finansial.
Baca Juga:
OJK Sebut Utang Paylater Warga RI Capai Rp28,05 Triliun
"Sistem penyaluran kredit yang cepat dan fleksibel, dengan diiringi pengelolaan kredit yang hati-hati, menjadikan paylater relevan sebagai alat pembiayaan di tengah ketidakpastian ekonomi," jelasnya.
Namun, Nailul mengingatkan bahwa meski memberikan kemudahan, penggunaan paylater juga memiliki risiko. Penggunaan layanan ini yang tidak bijak berpotensi meningkatkan tingkat non-performing financing (NPF), atau pembiayaan yang bermasalah. Meskipun begitu, ia menyebutkan bahwa NPF paylater saat ini masih dalam batas aman di bawah 5 persen, yaitu sekitar 2,6 persen per September 2024.
Ia juga menekankan pentingnya lembaga penyedia layanan paylater untuk terus mengutamakan manajemen risiko yang baik, termasuk penggunaan credit scoring yang prudent, untuk mencegah potensi peningkatan NPF.
"Pengguna juga perlu memahami risiko yang ada. Edukasi secara konsisten sangat penting untuk memastikan masyarakat tidak terjerat dalam masalah keuangan akibat penggunaan paylater yang tidak terkendali," tambah Nailul.
SVP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari, turut menanggapi hal tersebut dengan menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menyediakan layanan kredit yang aman dan terjangkau. Kredivo juga meluncurkan berbagai kampanye edukasi keuangan, seperti #AutoMikir dan #AndaiAndaPandai, untuk membantu masyarakat memahami cara menggunakan paylater dengan bijak.
Indina menambahkan bahwa Kredivo selalu mengutamakan prinsip responsible lending dan menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) dalam manajemen risiko serta evaluasi rutin terhadap skor kredit pengguna untuk menjaga NPF tetap dalam rentang rata-rata industri. "Kami terus mengedukasi pengguna agar mereka bisa memanfaatkan paylater dengan bijak, demi menghindari dampak negatif," pungkasnya.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah