Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Donald Trump Menang Pilpres, Menkeu Khawatir Kenaikan Tarif Impor

Oleh Wulandari Pramesti
SHARE   :

Donald Trump Menang Pilpres, Menkeu Khawatir Kenaikan Tarif Impor
Foto: Donald Trump Menang Pilpres, Menkeu Khawatir Kenaikan Tarif Impor (kementrian keuangan)

Pantau - Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) disebut memberikan dampak terhadap perekonomian global. Hal ini diungkapkan ini Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sri Mulyani mengatakan pengaruh pertama yang akan dirasakan dari sisi kebijakan. AS sebagai negara ekonomi terbesar di dunia akan mengalami perubahan sejumlah kebijakan karena perbedaan pandangan dari pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Joe Biden.

"Itu juga nanti akan menimbulkan banyak sekali policy yang tentu berubah karena Presiden Trump didukung oleh Partai Republik, sedangkan yang saat ini Presiden Biden adalah dari Demokrat," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Tanggap Bencana Gunung Lewotobi, Sri Mulyani Jamin Anggaran Siap

Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kebijakan untuk menetapkan tarif impor tinggi menjadi suatu langkah proteksionisme AS. Meski selama ini sasarannya lebih kepada impor dari China (Republik Rakyat Tiongkok/RRT), tidak menutup kemungkinan langkah ini bisa berimbas ke negara-negara ASEAN."Selama ini targetnya adalah AS terhadap RRT, karena RRT surplus. Namun sama seperti Trump periode pertama, US Treasury-nya melihat semua partner dagang AS yang surplus," ujar Sri Mulyani"Jadi mungkin tidak hanya RRT yang kena, ASEAN seperti Vietnam dan beberapa negara lain akan dijadikan poin untuk fokus dan perhatian terhadap pengenaan tarif impor ini," sambungnya.

Baca juga: Struktur Kemenkeu Dirombak, Sri Mulyani Jelaskan AlasannyaSri Mulyani menjelaskan, kondisi perekonomian global saat ini terpantau cukup dinamis, terutama dengan selesainya kontestasi Pilpres AS. Trump dijadwalkan akan mulai memimpin AS mulai bulan Januari 2025.Namun menurutnya, reaksi market terutama langkah antisipasi terhadap kebijakan keuangan di bawah Trump perlu dilihat lagi perkembangannya ke depan. Apalagi, langkah-langkah Trump kemungkinan akan cukup ekspansif."Karena mereka punya ambisi untuk memotong belanja hingga US$ 1 triliun dalam waktu 10 tahun, berarti US$ 10 miliar per tahun. Namun yield US Treasury 10 tahun mengalami kenaikan karena memproyeksikan bahwa APBN di AS mungkin relatif masih ekspansif," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Peluang Adanya APBN Perubahan Diungkap Menkeu Sri MulyaniSementara itu, Dolar AS mengalami penguatan dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini didorong oleh berbagai arah kebijakan Trump, terutama di bagian penurunan pajak korporasi, ekspansi belanja untuk beberapa yang sifatnya strategis, hingga langkah proteksionisme seperti kenaikan tarif impor tadi.Dari sisi geopolitik, lanjut Sri Mulyani, diharapkan ada gencatan senjata atau perdamaian. Kemudian di sisi isu perubahan iklim di bawah Trump, diproyeksikan tidak akan seagresif saat masa kepemimpinan Joe Biden dengan Partai Demokrat."Untuk itu pasti akan ada pengaruhnya terhadap dunia, seperti komitmen climate change, dibolehkannya kembali production fossil fuel, nanti mempengaruhi oil price dan juga sama dengan EV (electric vehicle) atau kendaraan listrik dengan seluruh rantainya," kata dia.

Baca juga: Anak Buah Sri Mulyani Sebut Penerimaan Pajak Membaik Jadi Rp1.517,53 Triliun

Penulis :
Wulandari Pramesti