Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Ini Alasan Indef Teroppong Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen pada 2025

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Ini Alasan Indef Teroppong Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen pada 2025
Foto: Direktur Eksekutif INDEF Esther Sri Astuti menyampaikan paparannya dalam diskusi daring bertajuk “Kebijakan dan Nasib Ekonomi di Tengah Ketegangan Perang Global” yang diikuti dari Jakarta, Sabtu (20/4/2024). (ANTARA/Uyu Septiyati Liman)

Pantau - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diteropong sebesar 5 persen. Proyeksi itu datang dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef).

Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 sebesar 5 persen.

Demikian kata Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti dalam Seminar Nasional Proyeksi Ekonomi Indonesia 2025 di Jakarta, Kamis (21/11/2024).

Prediksi itu mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, indikasi pelemahan daya beli masyarakat. Hal itu tercermin pada kinerja konsumsi rumah tangga sebesar 4,92 persen pada semester I-2024 serta volume penjualan kebutuhan pokok di e-commerce yang sempat melemah.

Baca juga: Ekonom Sebut Ekonomi RI Diproyeksikan Tumbuh hingga 5,05% Akhir Tahun Ini

Kemudian, kebijakan moneter yang ketat selama 2024 serta gejolak perekonomian global yang memengaruhi ekonomi domestik. Industri manufaktur pun menunjukkan pelemahan.

Hal itu turut berdampak pada tantangan kebijakan fiskal. Ketergantungan terhadap penerimaan pajak dengan rasio pajak yang terbilang rendah serta beban utang tahun depan membatasi ruang gerak pemerintah dalam pengelolaan fiskal. Sementara lonjakan harga komoditas unggulan yang pernah menjadi andalan penerimaan negara kini tak lagi terjadi.

Esther pun menilai pemerintah masih menghadapi tantangan distribusi subsidi energi.

Untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tahun depan, Esther merekomendasikan pemerintah untuk mengoreksi kebijakan, salah satunya dengan mendorong stimulus pada sektor riil, terutama sektor industri.

Baca juga: Kemendag Genjot Ekspor 9,6 Persen demi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Pemerintah juga perlu mendorong penyaluran kredit bank guna memacu sektor riil.

Adapun terkait energi, Esther menyarankan pemerintah untuk mengevaluasi mekanisme subsidi agar lebih terarah (targeted) sehingga subsidi tepat sasaran.

Selain pertumbuhan ekonomi, Indef memprediksi inflasi tahun depan berada pada level 2,8 persen, kurs Rp16.100 per dolar AS, tingkat pengangguran terbuka 4,75 persen, dan tingkat kemiskinan 8,8 persen.

Baca juga: Investasi dan Ekspor Diyakini Ampuh Genjot Pertumbuhan 8 Persen

Penulis :
Ahmad Munjin