billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Hubungan AS-China Ditengarai Jadi Penentu Arah Harga Batu Bara 2025

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Hubungan AS-China Ditengarai Jadi Penentu Arah Harga Batu Bara 2025
Foto: Ilustrasi pertambangan batu bara. (iStockphoto.com)

Pantau - Harga batu bara di tingkat global pada tahun depan ditengarai akan bergantung pada hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Sebagaimana diketahui, AS akan dipimpin oleh presiden terpilih yaitu Donald Trump.

Harapannya, dengan presiden baru Amerika Serikat (AS) itu, hubungan antara AS dan China tetap baik ya. Tapi, kalau kondisinya kurang baik, ya tentunya pasti pasar China-nya juga terganggu.

Harapan itu datang dari Direktur Utama PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) Julius Aslan Julius di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Baca juga: Jadi Pendatang Baru di BEI, Saham Adaro Andalan Dibuka Meroket 19,82 Persen

Namun demikian, Julius optimistis harga batu bara di tingkat global masih akan atraktif pada tahun 2025.

Ia berkaca dari pasar batu bara di kawasan Asia dan Asia Tenggara yang masih relatif baik, di antaranya di China, India, Jepang, Filipina, Malaysia, hingga Thailand.

“Harga batu bara sekarang sebetulnya masih cukup tinggi. Tetapi, ke depannya menurut saya masih atraktif, terutama karena memang pasar di Asia yang masih cukup baik,” ujar Julius.

Dalam kesempatan ini, Ia mengatakan bahwa kinerja AADI pada tahun depan akan bergantung terhadap harga batu bara dan kondisi ekonomi di tingkat global.

Baca juga: 10 Perusahaan Tambang Batu Bara Terbesar di Indonesia

“Semua itu tergantung dari pertumbuhan ekonomi di Asia. Karena memang pasar kita sekarang itu hampir mayoritas Asia, termasuk Asia Tenggara,” ujar Julius.

Ia menjelaskan, AADI pada tahun depan akan fokus terhadap operational excellence, yaitu fokus terhadap produktivitas dan efisiensi.

“Akhirnya, kalau operational performance bagus kan akan memberikan margin laba yang baik,” ujar Julius.

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di BEI, dan berhasil meraih dana segar senilai Rp4,32 triliun.

Baca juga: Begini Jurus Menteri Bahlil Suntik Mati Semua PLTU Batu Bara dalam 15 Tahun

Julius mengungkapkan dana hasil IPO itu sebesar 37,23 persen akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman oleh perseroan kepada PT Maritim Barito Perkasa untuk kegiatan investasi dan kegiatan korporasi lainnya yang dapat mendukung peningkatan aktivitas operasional.

Kemudian, sebesar 14,89 persen akan digunakan untuk pembayaran kembali atas sebagian pinjaman kepada PT Adaro Indonesia, dan sisanya akan digunakan untuk pembayaran kembali kepada PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) atas sebagian pokok pinjaman.

Penulis :
Ahmad Munjin