
Pantau – Masuknya dana dari pelunasan lahan PT BYD Motor Indonesia di Subang Metropolitan pada Desember ini ditengarai jadi sentimen positif pada pergerakan saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) siang ini yang terbang 6,7 persen. Bagaimana rekomendasi sahamnya secara teknikal?
Pada sesi pertama perdagangan Rabu (11/12/2024) hingga pukul 11.49 WIB, saham SSIA menguat Rp70 (6,7 persen) ke Rp1.120 per unit saham dengan harga tertinggi Rp1.140 dan terendah Rp1.050. Jumlah lot mencapai 459,5 ribu senilai Rp50,5 miliar dengan harga rata-rata Rp1.099 per unit saham.
Setelah rebound kemarin, Muhammad Wafi, analis riset RHB Sekuritas mengatakan, saham SSIA menguji resistance garis Moving Average (MA) 200 disertai dengan tingginya volume transaksi.
“Selama di atas support garis MA20, saham ini berpeluang untuk kembali rebound dan breakout garis MA200,” tulis Wafi dalam riset harian yang diterbitkan RHB Sekuritas di Jakarta, Rabu (11/12/2024).
Baca juga: Inilah Saham-Saham Pilihan Rabu, 11 Desember 2024
Ia merekomendasi buy area di sekitar Rp1.025 dengan target jual di Rp1.140 hingga 1.225 per unit saham. “Cut loss dapat dilakukan di Rp990,” ucapnya.
Salah satu katalis positif yang menjadi pendongkrak harga sahamnya adalah perseroan yang optimistis dapat mencapai target pendapatan sebesar Rp6 triliun pada akhir 2024.
Pasalnya, perseroan bakal menerima dana segar dari pelunasan pembelian lahan PT BYD Motor Indonesia total seluas 126 hektare di Subang Metropolitan pada Desember ini.
Padahal, pada akhir kuartal III-2024 pendapatan masih tercatat sebesar Rp3,86 triliun.
Baca juga: Emiten SSIA Teken Perjanjian Pengalihan 55,8 Juta Saham Anak Usaha
Vice President of Investor Relations Surya Semesta Internusa (SSIA) Erlin Budiman mengatakan, pada April lalu, BYD memborong lahan seluas 108 hektare dan membeli lagi seluas 18 hektare pada kuartal IV. Sayangnya, ia enggan merinci nilai total penjualan lahan kepada BYD tersebut dan hanya mengatakan perseroan memberikan harga yang bagus pada produsen mobil listrik asal China tersebut.
Apalagi, BYD menjadi anchor tenant atau penyewa utama di Subang Metropolitan.
“Pelunasan tersebut akan langsung tercatat dalam pendapatan perseroan kuartal IV-2024. Angka itu bisa mendorong pendapatan kami dari Rp3,86 triliun pada kuartal III-2024 menjadi sebesar Rp6 triliun pada akhir tahun,” ungkap Erlin di sela media gathering di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Ahmad Munjin